Selasa, 30 September 2014 Reporter: Nurito Editor: Agustian Anas 5271
(Foto: Nurito)
Air di Kalimalang mendadak berubah warna dari kecoklatan menjadi hitam pekat, Selasa (30/9). Kondisi air juga sedikit mengkilat seperti mengandung minyak. Hal ini membuat ikan dan udang di Kalimalang mabuk. Warga sekitarnya pun ramai-ramai turun ke kali untuk menangkap ikan dan udang tersebut. Tak hanya itu, PT Aetra, selaku pengelola air bersih di Ibu Kota langsung menurunkan produksinya sebanyak 11 persen.
Pantauan beritajakarta.com, warga turun ke kali untuk menangkap udang yang banyak menempel di rerumputan dan bantaran Kalimalang. Sebagian dari mereka juga membekali diri dengan jala dan jaring untuk menangkap ikan yang bermunculan ke permukaan.
Jana (50), warga Pondok Kelapa, Duren Sawit mengatakan, air Kalimalang ini keruh sejak pukul 07.00. Peristiwa seperti ini sudah sering terjadi. "Sepertinya ada limbah industri yang dibuang ke kali sehingga air Kalimalang ini berubah menjadi hitam pekat dan sedikit bau," ujar Jana.
Sayuti (37), warga lainnya mengatakan, air Kalimalang berubah warna ini sudah sering terjadi. Padahal air tersebut merupakan bahan baku untuk air bersih yang dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) melalui PT Aetra. "Kalau kejadian seperti ini sudah sering terjadi. Namun warga tidak tahu penyebabnya karena dari Bekasi saja airnya sudah keruh," kata Sayuti.
Kepala Humas Perum Jasa Tirta 2, Rina Rismayanti, mengatakan, berdasarkan hasil investigasi di lapangan, air Kalimalang berubah menjadi hitam pekan diduga akibat limbah dari Bogor. Kemudian limbah terbawa melalui Kali Bekasi dan masuk ke Kalimalang. Selain limbah, juga ada sedimentasi lumpur yang terbawa arus. Apalagi pada Senin malam Bogor diguyur hujan deras.
"Memang ada beberapa limbah yang diduga berasal dari sejumlah industri di Bogor. Kemudian terbawa arus Kali Bekasi dan masuk ke Kalimalang. Kami sudah mengambil sampel air di 6 titik di Kalimalang untuk diperiksa di laboratorium," ujar Rina. "Hasil pemeriksaan sampel air tersebut baru diketahui 2 minggu ke depan," lanjutnya.
Sementara itu, Direktur Operasional PT Aetra, Lintong Hutasoit mengatakan, akibat perubahan warna air baku maka produksi air bersih pada hari ini berkurang 11 persen. Yakni dari 5.500 liter per detik menjadi 4.900 liter per detik. "Kami terpaksa menurunkan kapasitas produksi air bersih sebesar 11 persen," ujar Lintong.
Disebutkan perubahan warna ini memicu meningkatnya jumlah kandungan di dalam air tersebut. Misalnya, pada pukul 06.00 hasil pemeriksaan di laboratorium, tingkat mangan kadarnya 0,519 ppm, ammonia 1,05 ppm, organic matter 10,12 ppm, dan turbidity 46 Ntu. Namun pada pukul 08.00 kadarnya meningkat lagi. Untuk mangan 0,353 ppm, ammonia 1,19 ppm, organic matter 14,75 ppm, dan turbidity 241 Ntu.
Pada pukul 10.00 terjadi peningkatan lagi, yakni untuk ammonia 2,94 ppm, organic matter 80,64 ppm, mangan 1,056 ppm, dan turbidity 222 Ntu.