Sabtu, 27 September 2014 Reporter: Nurito Editor: Dunih 5011
(Foto: Nurito)
Kepala Sekolah SDN Malaka Jaya 05, Duren Sawit, Jakarta Timur, Dwi Wahyuni berharap, dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang diterimanya per triwulan sebesar Rp 15 juta dinaikkan. Pasalnya, dana tersebut dinilai tidak mencukupi untuk kebutuhan operasional sekolah.
Bahkan, karena tak cukupnya dana BOS pihaknya terpaksa memutus seluruh aliran listrik AC atau alat pendingin pada 9 ruang kelas yang digunakan kegiatan belajar mengajar (KBM) bagi 333 siswa. Sedangkan untuk memungut iuran listrik kepada orangtua murid juga tidak bisa lagi, karena pihaknya sudah menandatangani surat perjanjian di hadapan pejabat Dinas Pendidikan DKI untuk tidak mau lagi menerima uang tersebut.
Konsekuensinya, aliran listrik yang terhubung ke AC akan diputus. Sebab, selama ini biaya rekening listrik tersebut disuplai dari orangtua murid. Padahal, biaya rekening listrik yang dibayar oleh orangtua murid melalui komite sekolah sebesar Rp 6,5 juta per bulan cukup membantu operasional sekolah.
"
Saya bukan mau mencari sensasi. Tapi, hanya mengikuti aturan dinas. Kalau sudah tidak boleh ada pungutan, kita ikuti. Terpaksa listrik ke saluran AC kita putus ," ujarnya, Sabtu (27/9).Kepala Seksi Pendidikan Dasar (Dikdas) Kecamatan Duren Sawit, Anda Rupanda mengatakan, Dinas Pendidikan DKI Jakarta, melarang sekolah melakukan pungutan terhadap orangtua murid. Karena itu, sekolah tak mau disalahkan dua kali, sehingga tak mau lagi menerima uang dari orangtua murid.
"Dari dinas memang melarang adanya pungutan ke orangtua murid apapun alasan dan bentuknya," tegasnya.