Kamis, 11 September 2014 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Agustian Anas 3559
(Foto: doc)
Jumlah taksi yang ada di ibu kota belum memenuhi kuota. Dari total kuota 24 ribu unit taksi, yang terpenuhi baru 12 ribu unit saja. Operator pun diminta untuk memenuhi kuota tersebut sehingga kebutuhan taksi di ibu kota bisa terpenuhi.
Wakil Gubernur DKI Jakar
ta, Basuki Tjahaja Purnama melihat kebutuhan moda transportasi taksi cukup tinggi di Jakarta. Namun banyak perusahaan taksi yang tak dapat memenuhi kuota yang ditetapkan. Pemprov DKI mengancam akan mencabut kontrak perusahaan taksi yang tak mampu memmenuhi kuotanya."Kebutuhan taksi kurang, kuota sudah habis. Perusahaan taksi yang dapat kuota, ternyata tidak mampu memberikan armada taksi sesuai kuota," kata Basuki di Balaikota DKI Jakarta, Kamis (11/9).
Agar kebutuhan taksi tercukupi, Basuki akan mencabut kontrak perusahaan taksi yang tak mampu memenuhi kuotanya. Kemudian kuota tersebut akan diberikan kepada perusahaan taksi yang besar lainnya. Meski hal tersebut justru membuat perusahaan taksi kecil tidak berkembang, namun tak ada pilihan lain untuk memenuhi kuota taksi.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Muhammad Akbar mengatakan, hampir sebagian besar perusahaan taksi di Jakarta belum memenuhi kuota yang telah ditetapkan. "Bayangkan saja, dari kuota 24 ribu unit, yang baru beroperasi sebanyak 12 ribu unit. Artinya baru 50 persen terpenuhi. Padahal mereka punya tugas untuk memenuhi seluruh kuota sesuai dengan kontraknya," kata Akbar.
Kepala Bidang Angkutan Darat Dishub DKI Jakarta, Imanuel membenarkan, jika di akhir kontrak atau saat masa kontrak selesai, perusahaan tersebut belum mampu memenuhi kuotanya, maka kontraknya akan dicabut. "Selama belum memenuhi kuota, kita kasih surat peringatan terus menerus, secara rutin. Untuk mengingatkan mereka segera memenuhi kuota," ungkap Imanuel.
Diakuinya, hingga saat ini sudah ada satu perusahaan taksi yang mengundurkan diri karena tidak sanggup memenuhi kuotanya. Namun, Imanuel enggan menyebutkan nama perusahaan taksi tersebut. "Ada satu perusahaan yang mengundurkan diri karena tidak sanggup memenuhi kuota. Nggak etislah kalau saya sebutin namanya," ucapnya.