Rabu, 27 Agustus 2014 Reporter: Hendi Kusuma Editor: Dunih 6879
(Foto: Hendi Kusuma)
Kelurahan Kebon Jeruk, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, yang tengah berupaya mengembalikan citra wilayah itu sebagai sentra penghasil buah jeruk, harus mengalami kenyataan gagal panen. Sebanyak 4.000 bibit pohon jeruk yang ditanam di wilayah itu tak bisa berkembang lantaran banyaknya bibit yang rusak.
Lurah Kebon Jeruk, Naman Setiawan mengatakan, 4.000 bibit pohon jeruk tersebut berasal dari Corporate Social Responsibility (CSR) sebuah perusahaan yang ditanam di berbagai tempat di wilayahnya. Menurutnya, sebagian dari tanaman jeruk tersebut gagal panen dan tidak menghasilkan buah serta sebagian lagi mengalami kerusakan karena minim perawatan dan kurangnya pupuk.
"Buah jeruk yang kita tanam gagal panen, akibat minim perawatan dan kurang pupuk. Padahal, warga sudah kita ajarkan cara bercocok tanam yang baik," ujar Naman, Rabu (27/8).
Dengan kegagalan tersebut, kata Naman, target panen buah jeruk sebanyak 8 Ton akhir Agustus inipun menjadi kandas. Sebab, sebagian pohon jeruk tersebut hanya sedikit yang berbuah dan dimanfaatkan oleh warga untuk dijadikan minuman kesehatan jahe limo (jalimo).
"Namanya rezeki dari tanah memang sulit untuk kita ukur, yang berbuah hanya jeruk nipis. Sementara jeruk kip dan jeruk limau kurang buahnya," ucap Nanan.
Belajar dari kegagalan itu, pihaknya mengaku tidak patah semangat untuk mengembalikan citra Kebon Jeruk sebagai pusat agrobisnis. Karena itu, ke depan pihaknya akan fokus kembali menanam jeruk, tapi dari jenis jeruk Mandarin dan Pontianak.