Rabu, 20 Agustus 2014 Reporter: TP Moan Simanjuntak Editor: Dunih 12650
(Foto: TP Moan Simanjuntak)
Kasihan siswa Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 95, Kalideres, Jakarta Barat. Hingga kini siswa sekolah tersebut menumpang belajar di gedung SD, lantaran gedung sekolahnya yang berlokasi di Jalan Satu Maret No 49 Kalideres, belum rampung direhab total. Bahkan, pekerjaan rehab yang baru 50 persen tersebut hingga kini tak jelas lagi kelanjutannya, karena sejak delapan bulan lalu pekerjaannya dihentikan.
Kepala Sekolah SMAN 95, Herman Syafri mengatakan, sesuai janji Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta, pasca rehab total gedung tahap pertama dengan anggaran diperkirakan Rp 18 miliar tersebut, awal Januari 2015 gedung sudah dapat ditempati. Namun, melihat kondisi gedung yang masih berantakan mustahil ditempati.
“Janji dari Dinas Pendidikan gedung sekolah tersebut sudah dapat ditempati awal Januari 2015. Tapi, melihat kondisinya mustahil ditempati. Soal anggaran pengerjaan gedung tersebut saya tidak tahu, namun setahu saya dilakukan dua tahap,” ujar Herman, Rabu (20/8).
Ia sendiri pesimis gedung berlantai empat tersebut dapat ditempati awal Januari 2015 mendatang. Pasalnya, sudah delapan bulan proyek gedung tersebut mangkrak. Akibatnya, hingga kini sebanyak 892 siswanya terpaksa menumpang belajar ke gedung Sekolah Dasar Negeri (SDN) yaitu, kelas X di SDN 03 Pegadungan, kelas XI di SDN 05 Pegadungan, serta kelas XII di SDN 02 dan 04.
“Tak hanya waktu belajar siswa yang berubah dari pagi ke siang hari. Penjadwalan jam mengajar guru pun harus diatur ulang. Sebab, tidak mungkin para guru berpindah lokasi setiap kali pindah jam,” ucap Herman.
Pantauan beritajakarta.com, rehab total bangunan gedung sekolah berlantai empat yang terbagi tiga bagian itu masih setengah jadi. Meski hanya lantai empat yang belum dikeramik, konstruksi bangunannya masih kasar. Dinding gedungnya pun belum diperhalus, masih berupa tembok semen.
Begitu pun dengan genting atap dan dak semen di balkon tiap lantai belum terlihat sempurna. Belum lagi lapangan upacara sekolah yang masih berupa tanah dan ditumbuhi rumput kering. Sementara ini bangunan lama di samping proyek yang tidak tersentuh digunakan sebagai ruang tata usaha. Di ruang yang terbatas itu terlihat banyak tumpukan dokumen sekolah.
Terkait hal itu, Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Sudin Pendidikan Menengah (Dikmen) Jakarta Barat, Alex Usman mengatakan, masalah rehab total gedung sekolah tersebut merupakan kewenangan Dinas Pendidikan DKI. “Untuk masalah itu urusan Dinas Pendidikan. Tugas kami hanya sebatas melakukan monitoring. Dan setahu saya untuk anggarannya termin kedua sudah diajukan dan dalam proses di ULP dan mudah-mudahan September dananya cair agar pengerjaan dapat dilanjutkan dan tuntas akhir Desember ini,” tandas Alex.
Sementara itu, Kepala Bidang Sarana dan Prasana (Sarpras) Disdik DKI, Sarjoko, yang hendak dikonfirmasi, ponselnya tidak bisa dihubungi.