Rabu, 20 Agustus 2014 Reporter: Folmer Editor: Widodo Bogiarto 8105
(Foto: Yopie Oscar)
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengaku sedih melihat kondisi kehidupan anak- anak yang tinggal di ibu kota. Pasalnya, anak - anak tersebut tidak memiliki fasilitas yang memadai untuk bermain.
Demikian diungkapkan Basuki saat menghadiri acara peringatan Hari Anak Nasional (HAN) di Dunia Fantasi, Ancol, Jakarta Utara, Rabu (20/8). Peringatan HAN di Provinsi DKI Jakarta ini bertema, Stop Kekerasan Terhadap Anak. Acara tersebut sedikitnya melibatkan 1.200 peserta anak yang terdiri dari anak jalanan, telantar, disabilitas
, berhadapan dengan hukum, yatim, piatu, duafa, panti asuhan dan Forum Anak Jakarta."Yang paling kasihan itu sebenarnya anak-anak kota saat ini. Sebab kalau saya di kampung, kami terbiasa dengan kegiatan di alam terbuka, di lapangan, berburu atau memancing. Kalau anak-anak kota tidak bisa sebebas itu," kata Basuki.
Peringatan HAN jatuh pada tanggal 23 Juli berdasarkan Keputusan Presiden RI nomor 44/1984. Pemprov DKI Jakarta tahun ini memperingatinya pada tanggal 20 Agustus 2014 ini.
Dalam kesempatan tersebut, Basuki berterima kasih kepada manajemen PT Pembangunan Jaya Ancol yang telah memberikan fasilitas gratis bagi ribuan anak jalanan, anak terlantar, anak penderita disabilitas dan penghuni panti asuhan untuk bermain sepuasnya di seluruh wahana permainan pada hari ini.
"Kita juga berterima kasih Presiden menetapkan Hari Anak Nasional. kita bayangkan banyak sekali anak-anak yang terlupakan," ujar mantan anggota Komisi II DPR ini.
Basuki mengungkapkan, Pemprov DKI saat ini berupaya meningkatkan kesejahteraan anak-anak di Ibukota dengan membangun taman bermain. "Taman bermain ini juga dapat digunakan sebagai lokasi binaan (lobkin) bagi para PKL resmi. Model ini yang akan kami kerjakan," ungkapnya.
Ia menambahkan, pihaknya juga akan membuat program beasiswa kepada anak-anak sekolah yang kurang beruntung. Pemberian beasiswa ditujukan untuk membiayai sejumlah keperluan sekolah anak-anak serta disalurkan melalui rekening bank.
"Jadi nanti bayar sekolah itu lewat debet. Dia tarik di ATM untuk transportasinya, beli baju, beli buku di toko yang sudah ditunjuk. Jadi enggak ada lagi kuitansi palsu," tambahnya.
Dalam acara tersebut, Dinas Sosial DKI juga secara simbolis memberikan santunan kepada 1.000 anak jalanan binaan rumah singgah anak senilai Rp 1,7 miliar dan 7.600 anak terlantar binaan non panti sosial asuhan anak senilai Rp 14,1 miliar.
Selain itu, 150 anak berhadapan dengan hukum sebesar Rp 289 juta, 300 anak dengan disabilitas senilai total Rp 520 juta, 250 balita terlantar senilai Rp 534 juta, 100 anak perlindungan khusus untuk senilai Rp 190 juta dan bantuan 224 kursi roda kepada anak penyandang disabilitas.