Rabu, 30 Juli 2014 Reporter: Andry Editor: Erikyanri Maulana 4324
(Foto: Andry)
Tingginya animo masyarakat yang berkunjung ke Tugu Monumen Nasional (Monas) selama libur Lebaran, ternyata mengundang kehadiran Pedagang Kaki Lima (PKL) liar. Tak hanya menerobos ke dalam areal taman, sebagian PKL liar itu bahkan nekat masuk dan menggelar lapak dagangan hingga ke dalam Cawan Tugu Monas.
Pantauan beritajakarta.com, memasuki H+1 lebaran, antrean pengunjung ya
ng ingin naik ke pelataran puncak Monas masih membludak. Bersama sanak keluarganya, para pengunjung mengantre tiket sambil duduk-duduk di pelataran Cawan Monas.Di tengah-tengah pengunjung, sejumlah PKL nampak menggelar lapak dagangan dengan bebas, mulai dari souvenir, mainan anak-anak hingga makanan dan minuman ringan.
Kepala Unit Pengelola (UP) Monas, Rini Haryani mengaku kewalahan menghadapi serbuan PKL liar yang masuk hingga ke dalam Cawan Tugu Monas. Terlebih, kehadiran mereka jelas telah merusak keindahan tempat bersejarah ibu kota Jakarta ini. "Tidak ada yang memberikan mereka izin dagang di dalam Monas. Para PKL itu tidak ada otaknya, mereka asal main loncat untuk bisa masuk ke dalam," keluh Rini, Rabu (30/7).
Dikatakan Rini, untuk bisa masuk ke Cawan Tugu Monas, para PKL liar itu nekat melompati pagar pembatas tanpa rasa malu dan bersalah. Jumlah mereka yang tidak terhitung, membuat pihaknya kewalahan melakukan pencegahan. "Mereka itu (PKL liar, red), seakan-akan tidak mau pedulikan keindahan Monas. Heran saya tingkah polah mereka," ujar Rini.
Menurut Rini, pihaknya sudah berupaya keras melarang dan mengimbau para PKL agar tidak berjualan di dalam areal Tugu Monas. Namun, imbauan tersebut seakan tidak pernah diindahkan, justru sebaliknya dilanggar. "Kita sudah imbau mereka dari jauh-jauh hari, jangan sampai buka lapak ke dalam sini, tapi tetap tidak digubris," ucapnya.
Berdasarkan laporan, lanjut Rini, para PKL liar yang memanjat masuk ke dalam areal taman hingga Cawan Tugu Monas tidak bisa dibendung. Tak jarang, sebagian dari mereka berani mengancam petugas jika dilarang berjualan. "Anak buah saya sudah melarang para PKL berdagang di dalam, tapi mereka justru lebih galak kalau dilarang, bahkan tidak segan mengancam," tandasnya.