Rabu, 16 Juli 2014 Reporter: Budhi Firmansyah Surapati Editor: Widodo Bogiarto 8001
(Foto: doc)
Akibat pengajuan anggarannya belum disetujui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI Jakarta, pembangunan gedung Sekolah Dasar Negeri (SDN) 11 Pagi dan 12 Petang, Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara, hingga kini mangkrak.
Proses rehab total gedung sekolah ini diketahui sudah berlangsung sejak Juni 2013 silam. Namun setelah berjalan selama enam bulan, pada Desember 2013, proses rehab gedung sekolah yang berlokasi di Jl Bendungan Melayu RT 04/01, Rawa Badak Selatan ini mendadak dihentikan
Padahal rehab total gedung sekolah yang pertama kali dibangun tahun 1990 ini sudah mencapai 60 persen dan menelan anggaran Rp 5,7 miliar. Biaya rehab total gedung itu sendiri hingga rampung diperkirakan mencapai Rp 10 miliar.
Ani (52), warga RT 04/01, Rawa Badak Selatan, menuturkan, sebelum direhab total kondisi sekolah tersebut tampak memprihatinkan. Selain keropos dimana-mana, kondisi sejumlah titik atap sekolah pun mengalami rusak parah.
"Kalau bangunan lama, karena dibangun tahun 1990 ya bobrok kondisinya. Tapi ini kenapa baru setengah jalan rehabnya tidak dilanjutkan lagi. Mulai akhir 2013 berhenti dan sampai sekarang tidak ada yang kerja lagi," kata Ani, Rabu (16/7).
Kepala Seksi Gedung Sarana dan Prasarana Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Indra Patrianto membenarkan, proyek pembangunan SDN 11 Pagi dan 12 Petang Rawa Badak Selatan tertunda hingga 2015 mendatang. Sebab, usulan lanjutan rehab 2014 yang diajukan pihaknya tidak direspon Bappeda DKI.
"Mulai dibangun Juni 2013 dan terhenti enam bulan kemudian. Kita berharap tahun depan anggaran disetujui dan pembangunan bisa dilanjutkan sehingga akhir 2015 sudah bisa rampung," ujar Indra.
Proyek pembangunan sekolah tersebut diperkirakan membutuhkan anggaran total sebesar Rp 10 miliar. Adapun anggaran yang sudah dikucurkan sebesar Rp 6 M dan pembangunan yang terlaksana tahun 2013 sudah menyerap anggaran sebesar Rp 5,7 M.
"Tadinya kita usulkan melanjutan pembangunan tahun ini, tapi karena tidak direspon terpaksa kita ajukan sisanya sebesar Rp 4 M tahun depan," tandasnya.