Senin, 25 Juli 2016 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Andry 4189
(Foto: Reza Hapiz)
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama menyakini praktek makam fiktif di Ibukota dapat dihilangkan dengan sistem online. Melalui sistem online, warga bisa mengetahui secara pasti makam yang kosong dan sebaliknya.
"Kami mulai datain masukin ke Smart City ada digitalnya. Sekarang caranya kami paksa bayar pake online," kata Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (25/7).
Basuki menyayangkan, layanan kepengurusan makam online yang selama ini diterapkan kerap dikeluhkan warga. Padahal sistem ini justru akan membantu warga dalam mengurus pemakaman.
"Makanya kami minta warga DKI semua jangan ngeluh waktu saya minta pembayaran online . Ini untuk kebaikan kita," ujarnya.
Ia mengungkapkan, selama ini warga yang ingin mengurus pemakaman masih menjadi korban pungutan liar dengan biaya berkisar antara Rp 5 -10 juta. Dalam menjalankan aksinya, oknum petugas menyembunyikan lokasi lahan makam yang kosong dengan makam fiktif.
"Jadi kalau ada orang yang mau nyogok, di depan kasih Rp 5 juta sampai 10 juta. Kalau pakai sistem online kelihatan ahli warisnya siapa, dicocokin dengan kartu keluarga cocok enggak," tandasnya.