Selasa, 12 Juli 2016 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Budhi Firmansyah Surapati 5245
(Foto: doc)
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mencurigai ada unsur kesengajaan mesin presensi offline saat hari pertama kerja, Senin (11/7) kemarin. Karena itu, pihaknya akan menyelidiki peristiwa tersebut.
"Pengalaman saya sih ada kesengajaan. Tapi kami belum ada bukti," kata Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (12/7).
Basuki tidak yakin jika kabel-kabel mesin presendi digigit kabel. Untuk itu akan diselidiki terlebih dahulu permasalahan ini. Karena ada sebanyak 1.217 mesin presensi yang offline.
"Makanya saya pikir kami lihat saja, enggak mau suudzon. Kami selidiki bisa ketahuan kok, maennya halus di sini," ujarnya.
Dengan adanya permasalahan ini, PNS bisa melakukan absensi secara manual. Sehingga lebih menguntungkan PNS yang terlambat datang. Karena tidak tercatat secara otomatis di sistem yang ada.
"Jadi belum tentu dipotong, karena alasan rusak makanya dia buat manual," tegasnya.
Ke depan, Basuki akan menerapkan sanksi lebih tegas. Yakni jika mesin presensi rusak maka Tunjangan Kinerja Daerah (TKD) tidak akan dibayarkan. Sehingga setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) diminta untuk menjaga dengan baik mesin presensi.
"Lama-lama terus kaya begini, kami akan bikin sistem yang lebih kejam. Kalau alat rusak, ya kamu harus perbaiki, Kalau enggak bisa perbaiki sudah satu hari itu semua tidak dapat TKD, baru bisa takut," tandasnya.