Sabtu, 28 Juni 2014 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Dunih 23392
(Foto: doc)
Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaya Purnama, kecewa dengan amburadulnya pelaksanaan Pekan Rakyat Jakarta (PRJ) Monas yang menyisakan banyak sampah dan pedagang kaki lima (PKL). Karena itu, ke depan acara tersebut tidak akan diadakan lagi di ikon kebanggan warga ibu kota tersebut.
Mantan Bupati Belitung Timur itu mengatakan, pelaksanaan PRJ Monas yang diadakan selama satu pekan yakni pada 10-15 Juni lalu, banyak yang harus diperbaiki. Dirinya melihat PRJ Monas justru seperti pasar malam. Hal itu terlihat dari banyaknya PKL yang masuk ke area Monas, padahal seharusnya kawasan tersebut steril.
Basuki juga menekankan kurangnya koordinasi antar Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Seperti dalam hal pengamanan dengan Satpol PP dan kebersihan dengan Dinas Kebersihan. “
Saya lebih cenderung tidak ada lagi PRJ Monas, yang ada semua digeser ke kota (wilayah). Kita sudah pikirkan itu ,” kata Basuki, Sabtu (28/6).Ahok sapaan akrabnya menuturkan, harusnya Dinas Perindustrian dan Energi sebagai panitia, bisa belajar dari beberapa kegiatan yang hampir mirip seperti, Festival Keraton Dunia atau World Royal Heritage Festival yang juga diadakan di Monas. Dalam pelaksanaan selama tiga hari, acara itu bebas dari PKL. Kegiatan lain yang digunakan sebagai contoh, adalah pelaksanaan PKL Night Market di Jalan Medan Merdeka Selatan setiap Sabtu malam.
“Sudah ada contoh kegiatan yang berhasil, seharusnya bisa menjadi contoh, karena itu kan contoh yang baik. Bagaimana mengelola agar PKL tidak masuk, atau dengan sistem non cash yang dilakukan dalam setiap PKL Night Market,” ucapnya.
Selain tidak akan mengadakan PRJ di Monas, panitia pelaksananya juga akan dialihkan kepada Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan (KUMKMP). Pasalnya Dinas Perindustrian dan Energi dianggap kurang pas untuk menjadi panitia. “Konsepnya memang bagus, makanya akan kita pindahkan di setiap kota saja,” ujarnya.
Ketua Panitia PRJ Monas, Muhammad Haris Pindratno mengatakan, dengan tersiarnya PRJ Monas gratis, baik untuk pengunjung maupun untuk PKL, mengakibatkan ratusan pedagang langsung menyerbu Monas. Para PKL tersebut ada yang mengkoordinir, dan umumnya berasal dari daerah seperti Cirebon dan Karawang. Pihaknya pun tidak bisa berbuat banyak dengan serbuan PKL tersebut.
“Mereka datang memang ada yang mengundang karena tahu PRJ gratis, sehingga begitu Plt Gubernur membuka, mereka langsung menyerbu masuk. Kita akui memang pengamanan kurang, karena jumlah petugas tidak sesuai,” ucap Haris, yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Perindustrian dan Energi.