Selasa, 24 Juni 2014 Reporter: Rio Sandiputra Editor: Agustian Anas 4284
(Foto: doc)
Sudah menjadi semacam tradisi jika menjelang bulan Ramadhan, Jakarta selalu dibanjiri gelandangan dan pengemis (gepeng). Bahkan, Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan memperkirakan jumlah gelandangan dan pengemis akan meningkat 10 hingga 15 persen.
"Kalau di rata-rata ada 200 PMKS yang kita tertibkan setiap bulan. Namun di bulan Ramadhan, diperkirakan naik 10-15 persen. Karena banyak pemulung yang banting stir jadi pengemis untuk bekal lebaran," ujar Miftahul Huda, Kepala Seksi Pelayanan Rehabilitasi Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, Selasa (24/6).
Pihaknya, kata Miftahul Huda, telah mengantisipasi lonjakan PMKS di bulan Ramadhan tersebut, terutama yang berasal dari luar kota atau daerah penyangga seperti Depok, Bogor, Tangerang, dan Bekasi. Terlebih, imbuh Miftahul, saat Ramadhan akan bertambah banyak jenis PMKS manusia gerobak
"Kita akan intensifkan penjagaan dan razia, terutama terhadap manusia gerobak yang biasanya menjamur di bulan puasa. Itu kadang mereka sewa gerobak sebulan sampai Rp 1 juta. Kita akan koordinasi dengan Satpol PP untuk menertibkan mereka," ungkapnya.
Miftahul menegaskan, untuk PMKS yang tertangkap saat Ramadhan sudah dipastikan mereka tidak bisa berlebaran bersama keluarga. "Akan dimasukkan ke panti sampai selesai Idul Fitri. Untuk manusia gerobak, biasanya gerobaknya langsung disita oleh Satpol PP," tegasnya
Sementara itu, hingga Juni 2014, Sudin Sosial Jakarta Selatan telah berhasil menertibkan sebanyak 1.422 PMKS. "Yang paling banyak terjaring adalah pengemis 393 orang, gelandangan 344 orang, dan psikotik 167 orang.
Untuk bulan tertinggi penertiban PMKS berada pada April dengan 424 orang. "Bulan April kita maksimalkan penertiban untuk menjaga jalannya pelaksanaan Pemilu Legislatif," ucapnya.