Selasa, 10 Mei 2016 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Budhi Firmansyah Surapati 3471
(Foto: Ilustrasi)
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, komputer untuk pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) bisa digabung antara tingkat SMP dan SMA. Sehingga tidak perlu semua sekolah melakukan pengadaan anggaran untuk pembelian komputer.
Dengan cara penggabungan ini, Basuki menilai akan lebih menghemat anggaran. Selain itu, biaya perawatan juga bisa ditekan.
"Nah itu tahun depan kami pikirkan, bukan semua harus dibeli. SMA dan SMP digabung saja. Saling pindah numpang saja gitu," kata Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (10/5).
Teknis pelaksanaannya akan disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Pihak sekolah akan meminjam komputer pada sekolah terdekat. Selain itu pelaksanaan UNBK masing-masing jenjang pendidikan berbeda-beda.
"Yang SMA saya kira bagus, secara SMA relatif tidak masalah. Saya kira sistemnya infrastruktur semua tidak masalah," ujarnya.
Namun bagi siswa yang membawa komputer jinjing sendiri juga tidak akan dilarang. Nantinya komputer jinjing milik siswa akan dipasangi atau diinstal sistem serupa sehingga bisa lebih mempermudah.
"Ya boleh saja pakai laptop sendiri kalau mereka mau. Itu kan ada password-nya. Sistemnya nggak masalah, tinggal colok," katanya.
Tahun ini masih ada beberapa sekolah yang menggunakan sistem UNBK. Ujian akhir siswa sebagian masih ada yang menggunakan manual. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan fasilitas yang ada disetiap sekolah.
Basuki berharap, tahun depan semua sekolah, baik SMP maupun SMA sudah menggunakan sistem UNBK. Tahun ini untu
k SMA ada 203 sekolah yang menggunakan sistem UNBK. Sementara tingkat SMP mencapai 13 persen dari total 289 sekolah atau 38 SMPN saja.