Minggu, 08 Juni 2014 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Dunih 4326
(Foto: doc)
PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) segera melakukan kajian terhadap rencana pembayaran angkutan umum sesuai kilometer. Kajian tersebut akan melibatkan akademisi untuk menghilangkan kebiasaan sopir yang suka ngetem dan
membuat kemacetan ibu kota.Direktur Utama PT Transjakarta, Antonius Kosasih mengakui, pihaknya akan bekerjasama dengan akademisi untuk kajian penerapan pembayaran per kilometer ini. Kajian juga dilakukan berkaitan dengan pengelolaan angkutan umum non busway oleh PT Transjakarta.
"Kita sekarang akan bikin kajian. Bekerjasama dengan, Dishub, serta Pusat Transportasi dan Logistik UGM," kata Kosasih, Sabtu (7/6).
Dikatakan Kosasih, rencananya sistem setoran yang selama ini diterapkan pada angkutan umum reguler akan dihapuskan. Sehingga nantinya akan dibayarkan sesuai dengan kilometer yang ditempuh setiap harinya. Sistem tersebut telah diterapkan pada operasional bus Transjakarta saat ini. Sehingga diharapkan bisa mengurangi kemacetan di ibu kota, karena tidak ada lagi angkutan umum yang ngetem sembarangan.
"Kalau mau jalan di sini (jalur busway), atau tidak mau kena macet ke depan angkutan bertrayek harus dibayar rupiah per kilometer, berarti tidak ngetem," ujarnya.
Menurut Kosasih, pihaknya tak ingin berlama-lama dalam melakukan kajian. Rencananya sebelum memasuki bulan suci Ramadhan kajian sudah dimulai. Pihaknya juga akan mencari pihak lainnya yang mau diajak bekerjasama. "Ya kalau bisa sebelum puasa kita bikin kerjasamanya,” tandasnya.