Kota Tua, Miniatur Eropa di Asia Tenggara

Minggu, 01 Juni 2014 Reporter: Hendi Kusuma Editor: Widodo Bogiarto 158996

Atas keindahan kawasan yang dulu bernama Batavia Lama atau Oud Batavia ini, pada Abad ke-16 para pel

(Foto: Hendi Kusuma)

Sejak zaman pemerintahan kolonial Belanda hingga saat ini, Kawasan Kota Tua Jakarta seolah memiliki magnet tersendiri. Bagaimana tidak, pada masa kolonial, wilayah ini merupakan pusat pemerintahan. Gedung Museum Sejarah Jakarta yang berdiri gagah yang merupakan simbol Kota Tua dahulu adalah Balai Kota.

Saya seperti di Eropa pada abad 17, bangunan disini mengambarkan perpaduan tiga negara yaitu Amsterdam, Prancis dan Inggris, tidak ada yang seperti ini di Asia Tenggara" ujar wisatawan asal German Prof.Dr.Wayan kuchler yang mengaku seorang filsafat.  

Sedangkan di depan Balai Kota tersebut tadinya merupakan taman yang sangat asri. Jadi tak heran jika pada masa lampau wilayah ini menjadi salah satu pusat kegiatan masyarakat kota pada saat itu.

Sementara saat ini, meski bukan lagi sebagai pusat pemerintahan, Kawasan Kota Tua tetap menjadi daya tarik. Ya, kini kawasan Kota Tua merupakan salah satu destinasi wisata di Jakarta yang pengelolaannya dipegang oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.

Atas keindahan kawasan yang dulu bernama Batavia Lama atau Oud Batavia ini, pada Abad ke-16 para pelayar dan pedagang Eropa mendatangi Batavia menjulukinya sebagai Mutiara dari Timur atau Ratu dari Timur. Dua sebutan itu merujuk keindahan kota ini yang mirip seperti di negara Perancis atau kota Amsterdam di Belanda.

Kini, setelah empat abad berlalu, Batavia telah berubah nama menjadi Kota Tua. Namun keindahanya tetap memukau setiap mata orang yang memandangnya. Memasuki gerbang masuk setinggi enam meter dan lebar empat meter, para wisatawan lokal maupun asing harus berjalan kaki sejauh 500 meter untuk menuju ke pusat bangunan sisa kolonial Belanda.  Selama perjalanan, mata para wisatawan akan dimanjakan pemandangan berupa bangunan peninggalan abad 16, yang kini telah menjadi beberapa restoran dan kafe yang bertemakan tentang Kota Tua.

"Saya seperti di Eropa pada abad 17. Bangunan di sini mengambarkan perpaduan tiga negara, yaitu Belanda, Perancis dan Inggris. Tidak ada yang seperti ini di Asia Tenggara," Prof Dr Wayan Kuchler, seorang ahli filsafat asal Jerman kepada Beritajakarta.com, Minggu (1/6). 

Bentuk gedung Museum Sejarah Jakarta dan beberapa ornamen yang ada di depan gedung seperti meriam dan tempat keran air, menjadi obyek tersendiri yang menarik perhatian pengunjung. Di tempat-tempat itu sering dijadikan sebagai lokasi berfoto.

Kuchler mengaku, sudah lama mengetahui soal eksotisme Kota Tua, namun baru kali ini bisa mengunjunginya.  Menurutnya, dirinya pernah membaca cerita singkat tentang penjelajah legendaris asal Inggris yaitu James Cook menyambangi kota ini tahun 1770, salah satunya Batavia yang saat ini bernama Kota Tua.

"Saya tahu tentang The Pearl of Orient  atau Mutiara dari Timur, dari cerita singkat tentang penjelajah inggris James Cook," kata Kuchler.

Kawasan Kota Tua bisa jadi merupakan salah satu wilayah strategis di Jakarta yang bisa dicapai oleh kendaraan pribadi maupun angkutan umum. Untuk kendaraan umum bisa digunakan moda transportasi bus TransJakarta koridor 1 rute Blok M - Kota. Sedangkan angkutan kecil yang melewati wilayah tersebut yaitu Mikrolet M12 jurusan Pasar Senen-Kota, M08 jurusan Tanah Abang-Kota, M15 jurusan Tanjung Priok-Kota, dan Patas AC 79 jurusan Kampung Rambutan-Kota. Selain bus ada juga transportasi KRL Jabodetabek yang melayani rute Bogor-Jakarta Kota.

Di sisi lain, program revitalisasi Kota Tua terus dilakukan oleh pengembang PT Pembangunan Kota Tua (Pemkot). Direktur Utama PT Pemkot, Lin Che Wei mengungkapkan, kawasan Kota Tua sudah didaftarkan sebagai kota warisan budaya dunia kepada UNESCO.

Menurut Lin Che Wei, pendaftaran itu dilakukan agar Kota Tua bisa menarik wisatawan mancanegara. Hal itu, disebutnya, akan sangat membantu proses revitalisasi Kota Tua agar bisa menjadi kawasan yang hidup serta menjadi pusat aktivitas masyarakat.

Lin berpendapat bangunan yang didaftarkan itu tidak melulu bangunan yang bernuansa klasik atau yang identik dengan arsitektur zaman kolonial. Dia mengatakan ada satu bangunan yang arsitekturnya biasa, tapi ternyata memiliki cerita tentang budaya multikultural di Kota Tua.

Hasil pendataan gedung itu, kata Lin,  akan diumumkan pada 11 Juni 2014 nanti. Rencananya PT Pemkot juga akan menggelar sebuah acara di Kota Tua untuk menjelaskan pemilihan gedung yang dilakukan oleh tim ahli tersebut. Dia yakin jika Kota Tua bisa menjadi kota warisan budaya seperti yang sudah diraih oleh empat kota lain di dunia.

“Kami yakin bisa karena kawasan cagar budaya kita lebih luas dari Paramaribor (Suriname), Galle (Sri Lanka), dan Willemstad (Karibia) yang sudah menjadi kota warisan budaya dunia,” papar Lin.

BERITA TERKAIT
Pengelola Museum Gajah, Sutrisno, mengatakan, hingga Sabtu (17/5) siang, jumlah pengunjung sudah men

Museum Gajah Diserbu Pengunjung

Sabtu, 17 Mei 2014 10559

Museum Arsip Nasional Kurang Diminati Wisatawan Lokal

Museum Arsip Nasional Kurang Diminati

Senin, 05 Mei 2014 143097

smk kunjungi museum istimewa

Siswa di Jaksel Wajib Kunjungi Museum

Minggu, 27 April 2014 6544

Kampung Batik Palbatu

Melongok Kampung Batik Palbatu Tebet

Minggu, 18 Mei 2014 158950

museum_fatahillah_kota_tua.jpg

Revitalisasi Kota Tua Dimulai

Jumat, 14 Maret 2014 7821

BERITA POPULER
Pemkot Jakut Bantu Perketat Pengawasan Rusunawa Marunda

Pemkot Jakut Bantu Perketat Pengawasan Rusun Marunda

Jumat, 21 Juni 2024 468505

Dishub Gandeng Waze Luncurkan Fitur Navigasi Ganjil Genap

Dishub Gandeng Waze Luncurkan Fitur Navigasi Ganjil Genap

Kamis, 19 Oktober 2017 307241

90 Sanggar Betawi Belum Punya Badan Hukum

90 Sanggar Betawi Belum Punya Badan Hukum

Jumat, 10 Juli 2015 285053

 Libur Natal, 36.871 Pengunjung Padati TMII

TMII Dipadati Pengunjung

Jumat, 25 Desember 2015 283952

 4500 Warga Ramaikan Karnaval KBT

Karnaval KBT Dipadati Ribuan Warga

Minggu, 30 Agustus 2015 282630

Bagikan ke :
BANG JAKI +indeks
POTRET JAKARTA +indeks
VIDEO +indeks