Rabu, 28 Mei 2014 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Widodo Bogiarto 2902
(Foto: doc)
Agar bisa dikelola dengan profesional yang berdampak pada kenyamanan dan keindahan terminal angkutan umum, Dinas Perhubungan DKI Jakarta berencana menyerahkan pengelolaan terminal kepada pihak ketiga. Saat ini gagasan tersebut masih dikaji dan rencananya akan diserahkan kepada Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo untuk dipaparkan.
Kepala Dinas Perhubungan DKI, Muhammad Akbar menilai, seluruh pengelolaan terminal seperti kebersihan, perawatan gedung, listrik, keamanan, dan lainnya akan diserahkan kepada pihak ketiga. Sehingga, Dishub DKI lebih fokus mengurus arus lalu lintas bus dan kondisi bus.
"Saat ini kami sedang mempersiapkan mekanismenya, nantinya akan dilaporkan kepada Pak Gubernur. Tujuan kami agar
terminal bisa lebih baik kalau dikelola pihak ketiga,' kata Akbar, Rabu (28/5).Menurut Akbar, nantinya pihak ketiga tersebut bisa melakukan bisnis di dalam terminal. Asalkan terminal tetap nyaman bagi penumpang. Itu sebagai kompensasi dari pengelolaan yang dilakukan. "Kami memberikan kompensasi kepada pengelola untuk melakukan bisnis di sana. Dengan syarat, terminal harus bersih dan nyaman bagi calon penumpang," ujar mantan Kepala Unit Pengelola Transjakarta ini.
Menurut Akbar, rencana itu berdasarkan banyaknya terminal di Jakarta yang telah berubah fungsi dari terminal dalam kota menjadi antar kota. Hal itu pula yang menyebabkan Dishub DKI kewalahan mengelola terminal-terminal di Jakarta.
Di Jakarta tercatat hanya ada tiga terminal yang berfungsi sebagai terminal antar kota antar provinsi (AKAP), yakni Terminal Kalideres, Kampung Rambutan, dan Pulogadung. Namun karena kebutuhan dari penumpang, fungsi terminal dalam kota telah berubah.
Selain itu, menumpuknya kendaraan di terminal AKAP, juga membuat pelaku bisnis jasa bus ke luar kota masuk ke terminal dalam kota. Alasan lain kenapa masyarakat lebih memilih menggunakan bus AKAP dari terminal dalam kota, karena akses antar terminal AKAP dan dalam kota yang dekat, ditambah dengan pembangunan jalan tol yang membuat jarak lebih dekat.
"Contohnya, terminal dalam kota yang sudah beralih fungsi jadi terminal AKAP itu terminal Rawamangun, Jakarta Timur. Karena bus dan penumpang di Terminal Pulogadung menumpuk," kata Akbar.