Selasa, 22 Desember 2015 Reporter: Budhi Firmansyah Surapati Editor: Lopi Kasim 6538
(Foto: Reza Hapiz)
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat berharap, 320 bus pengumpan (feeder) yang dioperasikan dengan sistem rupiah per kilometer dapat memenuhi harapan masyarakat akan angkutan umum yang nyaman dan aman.
"Saya sering dapat masukan, dikira Pak Basuki sering marah karena tidak sabar. Saya katakan, yang tidak sabar itu masyarakat Jakarta yang menginginkan perubahan sistem transportasi massal kita," ujar Djarot, Selasa (22/12).
Menurut Djarot, dalam mewujudkan revitalisasi angkutan umum, pihaknya akan konsisten dan tegas melakukan penindakan. Sebab, dengan kebijakan revitalisasi dan penindakan angkutan umum yang tak laik akan menghindarkan korban jiwa akibat kecelakaan lalu lintas.
"Kalau kita gunakan tarif rupiah per kilometer, tidak akan ada sopir yang ugal-ugalan karena kejar setoran. Oleh karena itu kita harus benar-benar," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta, Andri Yansyah mengaku, pihaknya telah berupaya mengajak para pemilik metromini tanpa melalui pengurus untuk bergabung dengan Transjakarta.
"Seperti dikatakan pak wagub masyarakat sudah tidak sabar, makanya kita bajak saja para pemilik. Sebab, kita gak bisa jamin kapan mereka (pengurus,-red) damai," lanjutnya.
Ditambahkan Andry, selama ini salah satu kubu pengurus kerap menyampaikan sudah islah. Namun sayangnya kubu tersebut tidak pernah bisa menunjukkan surat pengesahan dari Kemenkumham.
"Para pemilik yang sepakat untuk integrasi, akan diarahkan untuk bergabung dengan kopaja. Karena kalau ikut kopaja kan dia tidak perlu urus lagi ke LKPP, tarifnya pun sudah jelas," tandasnya.