Jumat, 16 Mei 2014 Reporter: Budhi Firmansyah Surapati Editor: Dunih 5786
(Foto: doc)
Kondisi gedung SMA 18 di Jl Warakas 1, Kelurahan Tanjung Priok, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, mengalami rusak parah. Hampir seluruh rangka atap di sisi barat dan timur gedung, kayunya dalam kondisi rapuh. Bahkan, karena rusak, kanopi sisi timur gedung sekitar 5 meter ambrol dan dipasangi penyangga.
Bangunan SMA 18 seluas 3.000 meter yang berdiri sejak tahun 1993 tersebut berdiri di lahan seluas 5.000 meter persegi. Bangunannya terdiri dari 3 tingkat berbentuk U, dengan jumlah kelas sebanyak 21. Namun, sejak pertama kali berdiri baru sekali diperbaiki tahun 2008 lalu.
Akibatnya, hampir seluruh bagian rangka atap mengalami keropos. Pada saat hujan, karena atapnya keropos, sebanyak 2 kelas di lantai 3 bagian timur mengalami kebocoran. Bahkan 2 kelas di lantai 3 itu, yakni kelas kelas 11 IPA 2 dan 10 IPS 4, kerap dipindah belajarnya. Bocoran air dari lantai 3 itu pun merembes ke kelas 12 IPA 1 dan 2 di lantai 2 sehingga di dua kelas itu kegiatan belajar mengajar (KBM) terganggu.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana SMA 18, Ade Wahyudi mengatakan, bila hujan deras terjadi, murid-murid di Kelas kelas 11 IPA 2 dan 10 IPS 4, yang ruangannya ada di lantai 3 bagian timur gedung kerap dipindah KBM-nya ke ruangan lab IPA di lantai 1. Sedangkan karena mengalami rembes, murid kelas 12 IPA 1 dan 2 di lantai 2 kerap belajar berhimpit-himpitan menghindari bocoran air.
"Itu juga bagian kanopi sisi timur, karena ambrol kita pasang trap (jaring penyangga). Yang kita khawatirkan itu ambrol dan menimpa murid," ujarnya, Jumat (16/5).
Kekhawatiran terhadap kondisi sekolah menurutnya cukup beralasan. Sebab, pada sekitar setahun lalu, bagian rangka plafon di kelas 11 IPA 2 pernah ambruk. Beruntung kejadian tersebut tidak sampai menyebabkan murid terluka.
"Sudah hampir 7 kali kita mengajukan rehab berat,
tapi belum ada realisasi. Kami berharap perbaikan dapat segera dilakukan, karena kami mengkhawatirkan keselamatan murid-murid," ucapnya.Terkait hal itu, Kepala Suku Dinas Pendidikan Menengah (Dikmen) Jakarta Utara, Mustafa Kemal mengaku, pihaknya sudah meninjau lokasi. Dari pengamatannya, sekolah tersebut sudah butuh untuk direhab berat.
"Tapi pastinya akan dinilai oleh konsultan. Minimal membutuhkan rehab berat," ucapnya.
Ia menyebut, di Jakarta Utara sendiri rencananya pada 2014 ini ada 5 sekolah yang akan direhab berat dan ringan. Yakni SMA 115 Kecamatan Tanjung Priok, SMA 75 dan SMA 114 Kecamatan Cilincing, SMA 15 Kecamatan Pademangan, serta SMA 72 Kecamatan Kelapa Gading.
"Untuk SMA 18 kita rencanakan rehab tahun depan. Karena kalau kita masukkan di Anggaran Biaya Tambahan (ABT) tahun ini saya khawatir waktunya tidak terkejar," jelasnya.