Jumat, 11 Desember 2015 Reporter: Nurito Editor: Budhy Tristanto 5374
(Foto: Nurito)
Polres Metro Jakarta Timur membekuk enam pelaku pencurian listrik dengan modus menyambungkan aliran listrik dari tiang dan pabrik. Akibat perbuatan pelaku, negara dirugikan hingga miliaran rupiah.
Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Pol Umar Faroq mengatakan, sebelum melakukan penangkapan, polisi melakukan pengintaian sejak Oktober lalu. Setelah dipastikan mereka adalah pelakunya, polisi langsung membekuk para pelaku.
"Ada enam pelaku pencurian listrik yang berhasil kita amankan. Kami menindaklanjuti laporan dari PLN mengenai kasus pencurian aliran listrik tersebut," ujar Kombes Pol Umar Faroq, Jumat (11/12).
Enam pelaku berinisial SP, BA, SL, HS, SN dan SR dijerat Pasal 51 ayat 3 UU nomor 30/2009 dan Pasal 363 KUHP dengan ancaman maksimal tujuh tahun penjara dan denda Rp 2,5 miliar. .
Penanganan kasus pencurian listrik ini, kata Umar, sebagai tindak lanjut dari perjanjian kerjasama antara PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dengan Polri nomor 25 tahun 2012.
Dari perjanjian ini, polisi melakukan pengamanan aset, seperti gardu induk dan instalasi listrik serta penindakan dan penegkan hukum terhadap para pelaku pencurian arus listrik.
Disebutkan Umar, setiap menyambungkan aliran listrik, para pelaku mematok harga bervariatif. Untuk perumahan dengan daya 900-1.300 watt Rp 700 ribu hingga Rp 1,2 juta. Sedangkan untuk pabrik, sebesar Rp 5-10 juta.
"Sebagian dari pelaku ada yang mantan petugas lapangan PT PLN," ujar Umar.
Dari tangan pelaku, polisi mengamankan 20 item barang bukti. Di antaranya adalah empat gulungan kabel SR warna hitam, 1 MCB, 1 gulung kabvel NYM ukuran 3x2,5 milimeter, 13 meteran listrik, 1 KWH, 74 join press dan sebagainya