Jumat, 04 Desember 2015 Reporter: Folmer Editor: Widodo Bogiarto 4065
(Foto: doc)
Uji coba pengalihan rute dua angkutan kota (angkot) Mikrolet 08 jurusan Kota-Tanah Abang dan Mikrolet 12 jurusan Kota-Senen dinilai gagal. Ratusan sopir kedua angkot tersebut menolak melintas di sepanjang rute pengalihan tersebut.
Awalnya pengalihan rute dua angkot ini dilakukan guna mendukung upaya penertiban pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Asemka yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Administrasi Jakarta Barat pada akhir Oktober.
"Kalau kita lewat rute pengalihan bikin rugi saja. Kemacetan parah, setoran gak tercapai," kata Ucok (36), sopir M 08, Jumat (4/12).
Ucok mengaku, rute pengalihan dari Tanah Abang menuju Terminal Kota yang melintasi Jalan Pancoran hingga ke Pasar Pagi Perniagaan setiap saat terjadi kemacetan. "Bisa sampai satu jam lebih dari Jalan Pancoran menuju Terminal Kota. Jadi jumlah ritnya berkurang," ungkapnya.
Anggota pengawas Organisasi Pengusaha Nasional Angkutan Bermotor di Jalan (Organda)
DKI Jakarta, Petrus Tukimin, mengamini kondisi kemacetan di sepanjang jalan rute pengalihan angkot M 08 dan M 12.
"Kami sudah menyampaikan dua poin pembenahan ke Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI agar pengalihan rute untuk mendukung program penataan PKL di kawasan Asemka berhasil," jelas Petrus.
Petrus menambahkan, Dishubtrans DKI harus segera menertibkan aktivitas bongkar muat truk pada siang hingga sore di sepanjang jalan pengalihan rute, agar program pengalihan rute berhasil.
"Kita minta juga armada mikrolet tidak perlu belok ke kiri masuk ke Jalan Toko tiga menyusuri Jalan Tambora VIII, karena di situ titik kemacetan paling parah terjadi," tandas Petrus.