Kamis, 03 Desember 2015 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Lopi Kasim 4331
(Foto: Yopie Oscar)
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengaku, memiliki cara tersendiri untuk menagih pajak warga Ibukota. Cara yang dipakai adalah dengan menagih langsung kepada wajib pajak.
"Kayak preman saja, mana jatah gue tiap bulan. Tapi preman resmi, berseragam," kata Basuki, saat menjadi narasumber pada talkshow Hari Antikorupsi Sedunia, di kantor Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, Kamis (3/12).
Sebab, kata Basuki, sistem online yang diterapkan sebelumnya juga ada kendala. Masih ada permainan antara wajib pajak dengan oknum Dinas Pelayanan Pajak. "Sistemnya bisa di on/off kan sendiri. Jadi mereka justru bisa atur sendiri berapa pajaknya," kata Basuki.
Basuki menegaskan, setiap wajib pajak akan dikirimi surat nilai pajak yang harus dibayar. Jika keberatan dengan nilai yang disampaikan, bisa mengajukan bukti-bukti yang kuat. "Kalau Anda keberatan bawa bukti berdebat sama kami, direkam, dan di upload di youtube," ucapnya.
Menurut Basuki, tidak memerlukan otak dalam menagih pajak. Dengan cara itu, Basuki yakin bisa meningkatkan pendapatan pajak di Ibukota. "Nggak perlu pinter, berotot saja. Saya mau cara kampung saja, biar gampang," katanya.
Basuki juga telah menjadikan lurah dan camat sebagai estate manager. Mereka diminta untuk terus mengawasi wilayahnya dengan baik. "Lurah camat, saya angkat jadi go
dfather, pelototin mana yang nggak bayar pajak," tandasnya.