Rabu, 11 November 2015 Reporter: Aldi Geri Lumban Tobing Editor: Lopi Kasim 5149
(Foto: Istimewa)
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat meminta komunitas-komunitas peduli Sungai Ciliwung untuk mendata flora dan fauna endemik yang masih bisa diselamatkan di sekitar Sungai Ciliwung.
Salah satu flora tersebut yakni pohon bambu petung. Jenis bambu yang memiliki lingkar batang yang cukup besar dan termasuk ke dalam suku rumput-rumputan ini mulai langka karena ulah manusia. Padahal, bambu cukup tangguh untuk mencegah terjadinya erosi di pinggiran sungai.
"Bambu berfungsi mencegah terjadinya erosi dan memiliki akar serabut yang menahan tanah-tanah itu. Tapi bambu kita habisin juga, demi kebutuhan ekonomi yang manusia nikmati selama puluhan tahun. Kami juga minta data tentang fauna, binatangnya apa saja," kata Djarot, saat menghadiri peringatan Hari Kali Ciliwung, di Jalan Munggang No 6, Kelurahan Condet Balekambang, Kramatjati, Rabu (11/11
).Dikatakan Djarot, tanaman endemik lainnya di Sungai Ciliwung juga perlu dilestarikan seperti salak condet. Salak yang menjadi maskot DKI Jakarta mulai terancam punah dan dikalahkan invasi salak pondoh yang dijual bebas pedagang kaki lima maupun di toko swalayan.
"Hati-hati salak condet sudah mulai hilang, nanti kalau salak condet tidak dilestarikan karena semua dipakai buat bangun gedung, jangan mengeluh dan marah-marah ketika lima tahun lagi kalau di Condet sendiri tidak ada salak condet, akhirnya diimpor dari Thailand, betapa tidak memalukan," ungkap Djarot.
Setelah dilakukan identifikasi, komunitas-komunitas peduli Ciliwung diminta menyerahkan hasil pendataan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk dilakukan pelestarian flora dan fauna endemik di Kali Ciliwung.
"Ini diidentifikasi ya. Serahkan pada kami, kemudian kita akan ajak masyarakat untuk betul-betul bisa menanam pohon," tandas Djarot.