Kamis, 05 November 2015 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Budhy Tristanto 3822
(Foto: Yopie Oscar)
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengaku, pengiriman sampah ke Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang hingga saat ini belum normal.
Apalagi, kata Basuki, sekarang ada pembatasan waktu untuk pengiriman, dari semula diperbolehkan sampai tiga kali menjadi hanya satu kali.
"Sekarang belum normal pengirimannya. Sekarang mereka maksa hanya boleh satu kali pengiriman. Ya kami ikutin saja," kata Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (5/11).
Menurut Basuki penolakan ini, terjadi lantaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berenacana memutus kontrak PT Godang Tua Jaya (GTJ) selaku pengelola PTSP Bantargebang.
"Ini terjadi begitu kami mau batalin Godang Tua Jaya, mobil swasta pun nggak boleh tiga kali kirim, hanya sekali saja. Kok dulu nggak pernah ditangka
p bertahun-tahun," ujarnya.Diungkapkan Basuki, kejadian serupa pernah terjadi saat, Pemprov DKI Jakarta ingin mengambil alih pembersihan sungai. Sebelumnya untuk membersihkan sungai dilakukan oleh swasta yang menyewakan alat berat kepada Dinas Pekerjaan Umum. Namun tetap saja sampah menumpuk di dalam sungai.
"Dulu ngangkat sampah dari sungai di Manggarai dan semua pintu air itu anggaran Rp 400 miliar setahun. Bulan Oktober sudah habis duitnya minta lagi Rp 200 miliar lagi, berarti total hampir Rp 600 miliar. Saya coret akhir Oktober 2012," kata Basuki.
Akibat mencoret anggaran tersebut, Basuki mendapat peringatan bila Jakarta akan penuh dengan sampah. Namun saat ini terbukti, sungai-sungai yang ada di Jakarta jauh lebih bersih, ketimbang saat dikelola oleh swasta.
"Ada yang bilang kalau dicoret anggarannya sampah dimana-mana, biarin saya bilang, buktinya bisa atasi kok," tandas Basuki.