Minggu, 04 Mei 2014 Reporter: Nurito Editor: Erikyanri Maulana 5260
(Foto: Nurito)
Wajah pendidikan di ibu kota kembali tercoreng oleh tewasnya Renggo Khadafi (11), siswa kelas lima SDN Makasar 09, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, Minggu (4/5). Korban tewas setelah sebelumnya diduga dianiaya kakak kelasnya, SY (12) pada Senin (28/4) lalu. Ironisnya lagi, aksi penganiayaan itu berlangsung di dalam kelas.
Tindak penganiayaan itu bermula saat korban tanpa sengaja menyenggol minuman milik pelaku hingga terjatuh. Saat itu, korban langsung meminta maaf dan memberi ganti rugi minuman seharga Rp 1.000 tersebut.
Namun entah mengapa, pelaku rupanya tidak terima dan langsung menganiaya korban di dalam kelas. Bahkan, saat pulang sekolah, pelaku kembali menganiaya korban dengan menendang korban hingga tersungkur. Tak cukup sampai di situ. Pelaku juga memukul korban menggunakan gagang alat pembersih lantai.
Setibanya di rumah, korban yang mengerang kesakitan lalu mengadukan peristiwa yang dialaminya itu ke ibu asuhnya bernama Yesi (35). Mendengar keluhan yang disampaikan korban, Yesi pun kemudian membawa korban ke RS Anak Purba di kawasan Halim Perdanakusuma. Namun, karena korban menderita muntah darah, akhirnya dirujuk ke RS Polri Kramatjati.
Setelah beberapa hari menjalani perawatan, korban akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya pada Minggu (4/5) sekitar pukul 01.00. Korban lalu dimakamkan di TPU Kampung Asem, Kebon Pala.
Nino (11), rekan sekelas korban menuturkan, korban dianiaya pelaku menggunakan gagang alat pembersih lantai yang terbuat dari alumunium yang dipukul ke perut korban secara berulang-ulang. Bahkan, saat sudah pulang sekolah pelaku masih mengejar korban dan memukulinya. "Renggo sudah minta maaf, tapi masih dipukuli pelaku. Waktu kejadian sedang istirahat dan waktu itu nggak ada guru," ujar Nino, Minggu (4/5).
Ibu asuh korban, Yesi sangat shock saat korban mengerang kesakitan dan menceritakan kejadian tidak mengenakan yang dialaminya. Sehari-hari, korban tinggal bersama dirinya di Gg Raban, RT 10/07, Halim Perdana Kusuma, Makasar, Jakarta Timur. Ibu kandung korban sudah meninggal dunia sejak lama. Sedangkan ayahnya, Yurnalis (50) kini tinggal dengan istri mudanya di kawasan Halim Perdanakusuma. "Awalnya Renggo nggak mau ngaku. Tapi setelah merasakan sakit ia akhirnya menceritakan kalau dia dipukuli kakak kelasnya," kata Yesi.
Sementara SY, siswa kelas enam yang diduga sebagai pelaku penganiayaan terhadap korban membenarkan jika korban telah menyenggol minumannya hingga terjatuh. Namun dirinya membantah jika korban telah meminta maaf kepada dirinya. "Renggo tidak minta maaf. Saya memang sempat berantem dengan Renggo di dalam kelas. Tapi yang mulai Renggo duluan," kata SY saat ditemui di rumah duka.
Sementara itu, Kepala Sudin Pendidikan Dasar Jakarta Timur, Nasrudin mengatakan, pihaknya segera memanggil Kepala SDN Makasar 09. Pihaknya juga telah menyiapkan sanksi tegas jika dalam pemeriksaan ditemukan adanya unsur kelalaian dari kepala sekolah maupun guru.
Sanksi terberat, kata Nasrudin kemungkinan kepala sekolah akan dicopot dari jabatannya. Sedangkan terhadap siswa yang diduga melakukan penganiayaan, jika ditemukan unsur kriminal maka kasusnya diserahkan pada kepolisian. "Sanksi itu pasti ada, apalagi kalau hasil pemeriksaan kami ada unsur pembiaran. Jadi, sangat mungkin kepala sekolahnya dicopot dari jabatannya," kata Nasrudin.
Wakil Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Istaryatiningtias menambahkan, segera membentuk tim untuk mengusut kasus tersebut. Jika ada kelalaian dari pihak sekolah, pihaknya akan memberikan sanksi tegas sehingga kasus seperti ini diharapkan tak terulang kembali di kemudian hari. "Kami akan panggil semua pihak terkait untuk mengetahui apakah ada kelalaian dari sekolah atau tidak. Termasuk dari pelaku juga akan kami mintai keterangan," tandasnya.