Selasa, 29 September 2015 Reporter: Folmer Editor: Widodo Bogiarto 3683
(Foto: doc)
Warga yang berdomisili di tiga RW Kelurahan Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat, mengalami krisis pasokan air bersih akibat musim kemarau panjang.
Krisis air bersih telah terjadi sejak tiga bulan belakangan. Warga kesulitan memperoleh air bersih untuk kebutuhan mencuci, mandi dan masak. Kalaupun tersedia air bersih, warga terpaksa merogoh kantong dalam–dalam.
Tarmuji (52), warga RT 04/08 Kelurahan Tegal Alur mengatakan, kekeringan telah melanda pemukiman warga sejak tiga bulan silam. Pasalnya, warga setempat masih menggunakan air anah untuk kebutuhan sehari–hari.
“Pipa air PAM belum masuk ke pemukiman warga. Kondisinya, sejak musim kemarau, semua sumur warga kekeringan,” ujar Tarmuji, Selasa (29/9).
Tarmuji menuturkan warga terpaksa membeli air bersih dari penjual air gerobak seharga Rp 8.000 hingga Rp 9.000 per pikul.
Warga lainnya bernama Abdulah (41) menambahkan, keberadaan air bersih saat ini menjadi barang langka dan sangat berharga bagi warga. Sebab, walaupun dapat membeli, tukang air gerobak susah dicari.
“Untuk menghemat air, saya terpaksa kalau berangkat kerja cukup cuci muka dan badan dilap handuk basah. Pokoknya yang penting segar,” ujar karyawan pabrik ini.
Abdulah mengaku, bantuan suplai air bersih dari pemerintah telah dilakukan, namun sangat minim.
“Ada pernah dua kali mobil tangki PAM datang, tapi setelah itu tidak ada lagi,” ungkap Abdulah.
Sementara Kepala Seksi Umum Kelurahan Tegal Alur, Zainal mengakui kalau di wilayahnya mengalami kekeringan dan krisis air bersih. Kekeringan paling parah terjadi di wilayah RW 01, 04 dan 08.
“Guna mengatasinya pihak kelurahan telah meminta bantuan air bersih ke pihak PAM Jaya,” terang Zainal.