Selasa, 15 September 2015 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Lopi Kasim 2932
(Foto: Ilustrasi)
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terus membangun rumah susun (rusun) sebagai langkah untuk penyediaan hunian layak bagi warga. Ditargetkan, hingga 2017 mendatang sebanyak 50 ribu rusun bisa dibangun. Rusun yang dibangun tidak hanya untuk tempat relokasi warga yang bermukim di bantaran sungai, tetapi juga untuk warga kelas menengah.
Pembangunan rusun tersebut juga berkaitan dengan penanganan kemacetan di ibukota. Saat ini, pekerja di Jakarta sebagian besar bermukim di daerah sekitar ibukota. Dengan adanya hunian yang layak di tengah kota diharapkan bisa menggurangi penggunaan kendaraan.
“Sehingga ini akan menghemat biaya hidup dan waktu mereka. Dan pemerintah juga tidak perlu menyediakan banyak transportasi massal dari luar kota masuk ke dalam. Nah itu tekniknya seperti itu. Pokoknya, sampai 2017 akan kita kerjakan 50 ribu unit rusun,” kata Basuki Tjahaja Purnama, Gubernur DKI Jakarta, di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (15/9).
Menurut Basuki, kelas menengah di ibukota saat ini tidak mampu membeli hunian di tengah kota, sebab harga properti terus melambung. Terlebih, rusun yang dibangun oleh Pemprov DKI Jakarta saat ini tidak kalah dengan apartemen. “Jadi targetnya itu juga kelas berdasi. Dia nggak mampu beli rumah di Jakarta, tapi dia beli rumah di sekitar Jakarta, kerja di Jakarta," ucapnya.
Dari rencana 50 ribu unit hunian rusun, sekitar 12.000 atau sekitar 24 persen akan dibangun rusunami atau sekelas apartemen bagi kalangan menengah ke atas. Beberapa hunian rusunami yang akan dibangun, di antaranya di lahan Kemayoran yang akan dibangun Wisma Atlet sebanyak 7.200 unit hunian. Lalu di Pasar Rumput sekitar 2.300 unit. Di Pasar Minggu dengan jumlah hunian 2.500 unit.
“Jadi di tengah-tengah kota ada rusun. Nanti di Blok G Tanah Abang juga ada berapa ratus. Di Grogol juga ada. Jadi nanti semua di pusat kota kita akan bangun banyak rusun seperti ini,” ucapnya.