Senin, 26 Mei 2025 Reporter: Nurito Editor: Toni Riyanto 255
(Foto: Nurito)
Setelah tanaman Duku Condet mendapatkan Indikasi Geografis dari Kementerian Hukum (Kemenkum) RI, kini giliran Salak Condet yang akan diajukan.
"Salak Condet merupakan flora yang menjadi maskot DKI Jakarta"
Kepala Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Timur, Taufik Yulianto mengatakan, pada pekan lalu tim dari Kemenkum RI telah berkunjung ke Kebun Bibit Condet di Kelurahan Balekambang, Kecamatan Kramat Jati untuk melihat tanaman Salak Condet.
"Kehadiran tim dari Kemenkum RI ini sangat bermanfaat bagi kami karena menjadi kesempatan untuk berdiskusi agar Salak Condet bisa mendapatkan indikasi geografis," ujarnya, Senin (24/5).
Taufik menyampaikan, hadir kunjungan tersebut
tersebut, Kepala Bidang Pelayanan Kekayaan Intelektual Kanwil Kemenkum DKI Jakarta, Lusiana Wahyuniati; dan Sekretaris Tim Kerja Penguatan Indikasi Geografis Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kemenkum RI, Puji.Kemudian, dari Balai Penerapan Modernisasi Pertanian Kementerian Pertanian RI terdiri dari, Ketua Tim Kerja Layanan Kerjasama dan Diseminasi Modernisasi Pertanian, Ikrarwati; dan Ketua Tim Kerja Program, Evaluasi, dan Penerapan Modernisasi Pertanian, Chery Soraya Ammatillah.
"Hadir juga dalam pertemuan itu perwakilan UPT lingkup pertanian Dimas KPKP DKI Jakarta, UPT P2BPT, UPT PPSHP, serta perwakilan dari Suku Dinas KPKP Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, dan Kepulauan Seribu," imbuhnya
Menurutnya, Suku Dinas KPKP Jakarta Timur bersama Dinas KPKP DKI Jakarta saat ini sedang berupaya agar keinginan tersebut dapat terwujud secepatnya.
Ia menambahkan, pengajuan Indikasi Geografis sangat bermanfaat untuk mendukung pelestarian Salak Condet yang kian langka sekaligus menjaga identitas Betawi.
"Salak Condet merupakan maskot DKI Jakarta yang belum mendapat hak paten dari Kemenkum RI. Kita akan terus perjuangkan," terangnya.
Taufik menjelaskan, Salak Condet memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari jenis salak lainnya, antara lain daging buahnya yang tebal, berwarna agak kuning, kelat, dan tidak berair.
"Ciri khas lain adalah kulitnya yang lebih tipis dan mudah dikupas. Selain itu, salak Condet juga memiliki aroma yang wangi, meskipun ukuran dan tingkat kemanisannya bervariasi," ucapnya.
Ia berharap, jika Salak Condet sudah mendapatkan Indikasi Geografis dari Kemenkum RI maka pelestarian buah yang menjadi kearifan lokal Jakarta ini bisa lebih maksimal.
"Kami tentunya juga akan terus membantu merawat, menjaga, dan melestarikan agar tanaman khas ini agar tidak punah," tandasnya.