Sabtu, 15 Agustus 2015 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Widodo Bogiarto 4480
(Foto: Istimewa)
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyatakan, sebanyak 9,1 juta jiwa warga DKI sudah terlayani dengan asuransi. Sebanyak 6 juta jiwa diantaranya bahkan menggunakan program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) mandiri. Sementara sisanya termasuk Penerima Bantuan Iuran (PBI).
"Kita sudah lumayan loh yang beli BPJS mandiri seluruh Jakarta sudah 6 juta. Artinya kesadaran masyarakat tentang asuransi sudah baik," kata Ahok usai memberikan arahan pada acara peningkatan wawasan budaya kerja kepada pejabat eselon II, III, IV dan staf Dinas Kesehatan DKI di The Lodge Karanggan, Bogor, Sabtu (15/8).
Ahok pun menilai program Kartu Jakarta Sehat (KJS) di Jakarta sudah semakin baik. Sebelumnya banyak dokter dan klinik yang mengeluh mengenai pembayaran KJS, namun kini jumlahnya sudah berkurang banyak.
"Sekarang dokter-dokter juga sudah tidak marah-marah lagi, dulu klinik juga marah-marah kan," tukas Ahok.
Menurut Ahok, saat ini klinik yang ada di Jakarta justru meminta kerjasama dengan Dinas Kesehatan DKI agar bisa mendapat kapitasi dari asuransi tersebut. Semakin banyak klinik yang bergabung dengan program ini, maka masyarakat akan semakin diuntungkan.
"Dan kalau dia bisa jaga preventif dan promotif orang nggak sakit, klinik itu lebih untung lagi. Misalnya kamu bayar Rp 10 ribu, untuk 6.000 orang, dapat Rp 60 juta. Kalau nggak ada yang sakit Rp 60 juta buat kamu loh," jelas Ahok.
Ahok juga berencana untuk mengembangkan layanan nomor telepon 119 di Dinas Kesehatan. Layanan tersebut nantinya akan digabungkan dengan program Smart City. Diharapakan 119, bisa seperti 911 di Amerika, yang bisa menanggapi semua laporan dari masyarakat.
"Di 119, kita mau bukan cuma ambulans tapi seperti 911 Amerika. Kita akan masukan di Smart City di Balaikota, jadi nanti yang nanganin pesan rumah sakit, pesan ambulans itu bukan orang kesehatan. Itu adalah sebuah tim untuk menampung opini masyarakat," papar Ahok.
Kepala Dinas Kesehatan DKI, Kusmedi mengatakan, jumlah 9,1 juta jiwa yang terlayani asuransi itu adalah total dari PBI dan non PBI. Pihaknya pun terus mendorong agar kesadaran masyarakat terhadap kesehatan terus meningkat.
"Jumlah itu campuran dari BPJS mandiri dan PBI. Yang PBI jumlahnya kan 3,1 juta jiwa. Sisanya non PBI (mandiri)," tambah Kusmedi.