Rabu, 23 Oktober 2024 Reporter: Budhi Firmansyah Surapati Editor: Budhy Tristanto 723
(Foto: Budhi Firmansyah Surapati)
Hari belum lagi beranjak siang, saat ratusan aparatur sipil negara (ASN) dan PJLP di Gedung A, Kantor Wali Kota Jakarta Pusat, tenggelam dalam kesibukan kerja masing-masing.
Tiba-tiba, alarm tanda bencana terdengar. Gedung yang mereka pijak, bergetar hebat. Semua benda di dalam ruangan pun bergoyang.
Seketika, kesibukan pun berubah jadi kepanikan, para ASN, PJLP serta tamu yang tersebar pada tujuh lantai di Gedung A ini, serta-merta berhamburan ke luar ruang.
Namun, di antara mereka ada yang terlihat tetap tenang dan berusaha mengarahkan seluruh penghuni gedung untuk berjalan ke lokasi titik kumpul melalui tangga darurat.
"Tenang..tenang..jangan panik. Silakan menuju ke tangga darurat untuk turun ke lokasi aman," seruan itu terdengar, ketika goyangan gempa makin terasa.
Ini merupakan sekelumit adegan simulasi penanganan bencana gempa bumi yang dilaksanakan jajaran Pemkot Jakarta Pusat, Rabu (23/10).
Kepala Bagian Umum dan Protokol Sekretariat Kota Administrasi Jakarta Pusat, Istya Sati Murnendyah mengatakan, kegiatan simulasi ini berkolaborasi dengan BPBD dan Dinas Kesehatan DKI Jakarta serta Basarnas RI.
"Proses simulasi ini juga melibatkan para ASN dan PJLP yang telah dilatih oleh BPBD sebagai petugas di tiap lantai gedung. Mereka sekaligus menjadi tim manajemen keselamatan," katanya.
Dijelaskan Istya, selama proses evakuasi para ASN dan PJLP yang telah dilatih itu berperan mengarahkan seluruh pekerja serta tamu yang datang ke Gedung A Kantor Wali Kota Jakarta Pusat ke titik aman. Tujuannya, agar proses evakuasi berjalan lancar, aman dan efektif.
Dilanjutkannya, selain melatih sejumlah ASN dan PJLP, kegiatan simulasi juga telah mengatur jalur evakuasi. Dicontohkannya, jalur evakuasi di lantai ganjil diarahkan menggunakan tangga darurat di sisi timur gedung dan lantai genap menggunakan tangga darurat di sisi barat gedung.
"Tujuannya agar tidak terjadi penumpukan saat evakuasi. Kita
berharap dengan adanya simulasi ini kita bisa memahami cara menyelamatkan diri apabila terjadi bencana," tegasnya.Ketua Sub Kelompok Pemberdayaan Masyarakat dan Lembaga Pemberdayaan BPBD Provinsi DKI Jakarta, Basuki Rahmat mengatakan, menurut para ahli dampak gempa bumi dampak megathrust yang signifikan juga bakal meliputi Jakarta. Karena itu, diperlukan Kesiapsiagaan bila isu itu benar-benar terjadi.
Kegiatan ini keseluruhannya melibatkan sebanyak 200 personel dari BPBD, Dinas Kesehatan dan SN serta PJLP di lingkungan Gedung A Kantor Wali Kota Jakarta Pusat sebagai petugas manajemen keselamatan di tiap lantai.
Hasil dari simulasi ini juga, katanya, akan menjadi bahan evaluasi agar proses evakuasi ke depan bisa lebih baik.
"Kami berharap dalam setahun setidaknya satu kali dilakukan simulasi," tandasnya.