Selasa, 30 April 2024 Reporter: Budhi Firmansyah Surapati Editor: Budhy Tristanto 2413
(Foto: Budhi Firmansyah Surapati)
Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik (Kominfotik) DKI Jakarta, Selasa (30/4), menggelar literasi digital di Gereja Bethel Indonesia (GBI) Petamburan, Jalan Petamburan IV, RT 01/04 Kelurahan Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Kegiatan berbentuk seminar dengan tema Lawan Hoaks SARA diikuti 100 peserta.
Ketua Forum Majelis Antar Gereja (Formag) DKI Jakarta, Benyamin Obadaya mengatakan, kegiatan ini sangat bermanfaat karena Hoaks yang menyentuh persoalan suku, agama dan ras masih menjadi isu laten yang dapat memicu pemecah belah bangsa.
Menurut Benyamin, tidak hanya melemahkan kerukunan dan toleransi, Hoaks SARA juga berpotensi memicu kekerasan antar golongan. Tentunya hal itu akan berdampak juga pada perekonomian.
"Kami mengapresiasi upaya Pemprov DKI Jakarta melawan Hoaks SARA dengan melibatkan pihak gereja," ucapnya
Ditegaskan Benyamin, kepentingan menjaga kondusifitas ini amat berkaitan dengan kesiapan Jakarta menuju Kota Global. Menurutnya, bila Jakarta tidak kondusif akibat isu SARA maka investor dan turis enggan hadir.
"Upaya bersama melawan Hoaks seperti ini harus terus menerus diupayakan. Sehingga integritas dan kesatuan bangsa terjaga serta menjadi contoh bagi daerah lain," tegasnya.
Pemateri dalam kegiatan, Anita Wahid menjelaskan, tren Hoaks belakangan ini berpusat pada Pemilu Presiden dan ke depan diprediksi berkaitan dengan Pemilihan Kepala Daerah.
Kemudian, perkembangan dunia digital saat ini pun telah berdampak terhadap tren Hoaks dari sebelumnya berkutat pada isu indentitas, menjadi konsep hoaks pembangunan citra dan mengejar click bait.
Perkembangan isu saat ini pun menurutnya harus bisa dilihat jernih serta dibedakan antara Hoaks dan opini. Mengenai opini, Anita menjelaskan, audiens akan diajak untuk mendukung atau tidak mendukung bukan tentang benar atau salah.
Ia menegaskan tentang bahaya laten dari Hoaks isu SARA yang masih berpotensi merusak tatanan kebangsaan. Karena itu, Ia berharap masyarakat tetap bisa memilih informasi dan menyikapinya secara bijak.
"Agar dapat memilih kita juga harus membuka diri berinteraksi untuk tidak hanya melihat dari satu sudut pandang. Ketika kita tidak mau berinteraksi kita bisa saja terjebak dan merasa paling benar," tegasnya.
Sementara, Kepala SubKelompok Pelayanan Informasi Publik Diskominfotik DKI Jakarta, Harry Sanjaya menjelaskan, kegiatan literasi digital bertujuan meningkatk
an kemampuan literasi digital warga Jakarta dan pemanfaatan media internet untuk menciptakan konten yang positif, kreatif dan inovatif.Mengenai pemilihan tema kegiatan kali ini, menurut Harry, merupakan upaya Pemprov DKI Jakarta mengajak warga untuk melawan Hoaks SARA yang berpotensi memecahbelah persatuan.
Harry berharap, kegiatan seminar ini juga dapat memfasilitasi sinergisitas bersama warga memanfaatkan teknologi digital secara positif dan produktif.
"Selain itu, kegiatan diharap dapat mendorong peserta menjadi pribadi berdaya digital. Karena, masyarakat berdaya digital adalah tolak ukur kesiapan suatu negara dalam menghadapi perkembangan zaman," tandasnya.
Untuk diketahui, selain secara tatap muka langsung, kegiatan juga digelar secara daring melalui Chanel YouTube Pemprov DKI Jakarta dan zoom meeting.