Jumat, 19 April 2024 Reporter: Nurito Editor: Budhy Tristanto 3555
(Foto: Nurito)
Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Jakarta Timur mencatat, hingga Kamis (18/4) kemarin, pendatang baru yang terdata masuk ke wilayahnya ada 2.487 orang. Sedangkan yang pindah keluar ada 5.700.
Menurut Kasudin Dukcapil Jakarta Timur, Naufan, jumlah pendatang baru ini menurun dibanding 2023 lalu yang mencapai 41.970 orang dan yang pindah keluar ada 69.949 orang.
Data pendatang baru maupun yang pindah keluar ini, jelas Naufan, diambil dari hasil laporan masyarakat melalui layanan Dukcapil di kantor kelurahan, kecamatan dan Sudin. Saat ini diketahui jumlah penduduk riil di wilayah Jakarta Timur mencapai 3,3 juta jiwa.
Diakuinya, usai libur Lebaran ini tidak ada lagi program yustisi kependudukan dengan cara jemput bola, mendatangi rumah kost atau kontrakan seperti tahun-tahun sebelumnya.
Namun, menurtu Naufan, pihaknya bisa memonitor mobilitasi penduduk dari hasil laporan yang masuk. Yang tidak melapor tentunya tidak terdata. Sehingga tidak bisa diketahui apakah pendatang baru atau lama.
"Karena tidak ada yustisi,
kami imbau warga melaporkan pada pengurus RT/RW ketika datang ke Jakarta untuk menetap . Ini untuk mengetahi apakah yang bersangkutan masih tinggal di alamat yang sama atau sudah pindah," ungkap Naufan.Dia menegaskan, Jakarta Kota global dan terbuka bagi siapa saja. Tidak ada larangan warga luar untuk datang atau tinggal di Jakarta.
Sementara, Susi (23), salah seorang warga yang ditemui saat mengurus administrasi kependudukan di kantor Sudin mengaku, mengurus pemindahan alamat dirinya dari Pemalang, Jawa Tengah ke Duren Sawit. Karena ia mulai kuliah di Jakarta dan tinggal bersama dengan saudaranya.
"Karena kuliah di Jakarta maka sekalian buat KTP Jakarta. Kebetulan tinggal bersama saudara di Duren Sawit. Dengan pembuatan KTP DKI tentunya untuk memudahkan urusan administrasi," ucapnya.