Sabtu, 20 Januari 2024 Reporter: Budhi Firmansyah Surapati Editor: Budhy Tristanto 11881
(Foto: Budhi Firmansyah Surapati)
Suku Dinas Lingkungan Hidup (LH) Jakarta Pusat, pada tahun ini menargetkan 30 persen dari total 389 RW di wilayahnya aktif melakukan pemilahan sampah.
Kepala Suku Dinas LH Jakarta Pusat, Slamet Riyadi menjelaskan, upaya meningkatkan partisipasi publik memilah sampah dari rumah dilakukan secara bertahap setiap tahunnya. Pada 2022 dan 2023 lalu, pihaknya merampungkan pembentukan Bidang Pengelolaan Sampah (BPS) di seluruh RW yang ada di Jakarta Pusat.
"Terakhir pada 2022 dibentuk 191 RW dan 2023 sebanyak 195 RW. Saat ini seluruhnya sudah terbentuk," katanya.
Dijelaskan Slamet, pada saat pembentukan BPS RW itu pihaknya menyerahkan sejumlah prasarana dan sarana pendukung seperti gerobak sampah, tong komposting, tong sampah besar beroda dan tong sampah kecil. Kemudian ember komposting dan alat timbang sampah.
Setelah pembentukan BPS RW rampung, Slamet mengaku akan menggencarkan edukasi gerakan memilah sampah dari rumah dan mengatur penjadwalan pengangkutan sampah rutin. Dia juga akan mendorong setiap BPS RW membentuk bank sampah.
Secara teknis, ungkap Slamet,
pihaknya telah mendelegasikan satu petugas sebagai pendamping setiap RW untuk melakukan pembinaan, monitoring dan memotivasi warga mengelola sampah.Dia berharap, upaya yang telah dilakukan ini bisa meningkatkan partisipasi publik, sehingga jumlah RW memilah sampah bertambah. Dengan begitu, beban sampah yang setiap harinya rata-rata 880 ton dibawa dari Jakarta Pusat ke TPST Bantar Gebang, bisa menuntun.
"Saat ini baru sekitar 10-20 persen RW yang telah memilah. Target kita di tahun 2024 ini jadi 30 persen," tegasnya.
Kepala Bagian Penataan Kota dan Lingkungan Hidup (PKLH) Setko Administrasi Jakarta Pusat, Martua Sitorus mengungkapkan, pihaknya terus memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi mengatasi persoalan lingkungan hidup di wilayah tempat tinggal masing-masing.
Salah satu langkah dilakukan, ungkap Martua, adalah memasukkan unsur BPS RW sebagai bagian dari poin penilaian Lomba Gotong Royong yang saat ini dalam proses penilaian akhir.
"Dari pemantauan saat lomba itu kita bisa melihat kondisi real, sehingga menjadi masukan untuk penguatan BPS RW ke depan," tandasnya.