Kamis, 30 Juli 2015 Reporter: Budhi Firmansyah Surapati Editor: Widodo Bogiarto 3505
(Foto: doc)
Di tengah meningkatnya potensi kebakaran di wilayah Jakarta Utara, ketersediaan hidran ternyata tak memadai. Banyak hidran yang tidak berfungsi karena tekanan air yang rendah. Sebagian rusak, bahkan hilang dicuri warga. Padahal, ancaman kebakaran di musim kemarau terus mengintai.
Berdasarkan data Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Utara, dari 193 unit hidran yang tersebar di enam wilayah kecamatan, 97 unit hidran diantaranya yang masih berfungsi mengeluarkan air.
"Artinya hanya sekitar 50 persen hidran yang bisa diguna
kan saat terjadi musibah kebakaran. Perbaikan puluhan hidran rusak mendesak dilakukan. Kami sudah laporkan ke dinas untuk diperbaiki atau diganti," kata Satriadi Gunawan, Kepala Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Utara, Kamis (30/7).Lantaran tidak bisa mengandalkan pasokan air hidran, untuk mengatasi kekurangan air terjadi kebakaran, petugas pemadam memilih menyedot air dari sejumlah saluran penghubung dan kali.
Satriadi mengungkapkan, selama Januari hingga Juni, tercatat di Jakarta Utara terjadi 66 peristiwa kebakaran yang mengakibatkan dua warga meninggal dunia. Sementara kerugian materi diperkirakan mencapai Rp 21.7 miliar.
Menurut Satriadi, potensi kebakaran di Jakarta Besar cukup besar, karena sebagian besar warga menempati pemukiman padat penduduk. "Kami imbau warga untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama menyangkut listrik. Sebab mayoritas kebakaran dipicu hubungan arus pendek listrik," pungkasnya.