Kamis, 23 November 2023 Reporter: Folmer Editor: Erikyanri Maulana 7398
(Foto: doc)
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta telah menyiapkan serangkaian upaya kesiapsiagaan dalam menghadapi musim hujan.
Kepala BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji mengatakan, berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, fenomena El Nino Moderat diprediksi berlangsung hingga Februari 2024. Di sisi lain, Indian Ocean Dipole (IOD) menunjukkan kondisi positif dan diprediksi bertahan hingga akhir tahun 2023.
"Musim hujan di Indonesia biasanya disebabkan oleh Monsun Asia, yakni angin yang bergerak dari arah barat membawa massa udara lebih banyak sehingga menyebabkan gelombang tinggi, angin kencang dan hujan deras," ujar Isnawa Adji, Kamis (23/11).
Ia mengungkapkan, fenomena ini diprediksi mulai aktif memasuki wilayah Indonesia pada November 2023 atau datang lebih lambat dari biasanya.
"Sehingga diprakirakan awal musim hujan 2023/2024 di wilayah Provinsi DKI Jakarta terjadi pada bulan November dan puncaknya pada bulan Januari - Februari 2024," ungkap Isnawa.
Menurut Isnawa, pihaknya juga telah menyiapkan serangkaian upaya kesiapsiagaan dalam menghadapi musim hujan di antaranya, koordinasi bersama BNPB, BMKG, para Wali Kota/Bupati, Dinas SDA dan seluruh pemangku kepentingan terkait guna menjalin sinergi penanggulangan bencana; penyebarluasan informasi cuaca terkini dan kondisi Tinggi Muka Air (TMA) kepada masyarakat melalui kanal media sosial dan situs web bpbd.jakarta.go.id.
"Dan memberikan informasi peringatan dini terkait kenaikan TMA melalui Disaster Early Warning System (DEWS) dan SMS Blast, serta peringatan dini cuaca melalui website, media sosial, WhatsApp Group dan Channel Telegram," tuturnya.
Ia menuturkan, BPBD DKI juga menyiagakan sebanyak 267 personel Tim Reaksi Cepat (TRC) Penanggulangan Bencana pada setiap kelurahan di Jakarta sebagai upaya percepatan koordinasi dan penanganan bencana; pengecekan sarana prasarana yang meliputi tenda, perahu, ring buoys, jaket, pelampung, melakukan apel siaga bencana dan simulasi pendirian tenda di 25 kelurahan rawan banjir serta 65 kelurahan yang berpotensi rawan banjir hingga awal November 2023.
“Kami juga membuka ruang partisipasi warga dalam upaya pencegahan bencana banjir melalui Forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB) yang terdiri dari Lembaga dan institusi penanggulangan bencana lintas sektor," tuturnya.
Ia juga meminta warga Jakarta bersiapsiaga menghadapi potensi terjadinya bencana hidrometeorologis seperti banjir, longsor dan angin kencang. Kemudian, turut berperan serta melakukan upaya mitigasi secara mandiri di lingkungan masing-masing.
Dia menambahkan, upaya yang dapat dilakukan secara mandiri di antaranya tidak membuang sampah sembarangan, menyiapkan tas siaga bencana, memperbarui informasi seputar cuaca terkini melalui kanal media sosial dan situs web BPBD, pengecekan kondisi saluran air, memperhatikan kondisi tanah dan pohon di sekitar lingkungan masing-masing dan segera melaporkan bila menemukan atau mengalami keadaan darurat melalui Call Center Jakarta Siaga 112 selama 24 jam.
“Atau bisa melapor melalui aplikasi JAKI pada fitur JakLapor," tandasnya.