Rabu, 29 Juli 2015 Reporter: Andry Editor: Agustian Anas 4577
(Foto: Andry)
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan membangun floating market atau pasar terapung di kawasan Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Pembangunan dan pengelolaan pasar tersebut rencananya bakal dikerjasamakan dengan pihak swasta seperti pusat jajanan Lenggang Jakarta.
Kepala Bidang UKM Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan (KUMKMP) DKI Jakarta Sri Indrastuti mengatakan, konsep penataan pedagang kaki lima (PKL) di Setu Babakan sama halnya seperti yang diterapkan di Lenggang Jakarta. Hanya bedanya, di perkampungan Budaya Betawi itu, aktivitas jual beli akan dilakukan di atas air dengan menggunakan perahu.
"Pada Jumat (24/7) lalu, saya dan Bu Sy
lviana Murni (Deputi Gubernur Bidang Pariwisata dan Kebudayaan DKI-red) dan rombongan melakukan studi banding ke pasar terapung di kawasan wisata Lembang, Bandung. Rencananya, kita mau mengadopsi konsep itu untuk penataan PKL di Setu Babakan," kata Sri, Rabu (29/7).Ia menjelaskan, rombongan studi banding ke kawasan Lembang tersebut terdiri dari 24 orang perwakilan dari Dinas KUMKMP, Dinas Tata Air, Dinas Bina Marga, Dinas Pertamanan dan Pemakaman, Biro Hukum Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud), Dinas Perindutrian dan Energi DKI, dan Lembaga Budaya Betawi Setu Babakan.
"Jadi tim studi banding itu dipimpin Bu Silvi atas perintah Gubernur DKI untuk melihat pasar terapung di kawasan Lembang untuk diterapkan di Setu Babakan," terangnya.
Sri mengutarakan masing-masing perwakilan tim studi banding diminta mengamati, mengkaji, dan mempelajari konsep pasar terapung yang ada di Lembang. Di lokasi, rombongan juga langsung berdialog dan membicarakan kerjasama dengan pihak swasta pembuat pasar terapung di kawasan tersebut. "Itu dilihat semua. Misalnya, BPKAD soal kontrak kerjasamanya. Disparbud tentang pengembangan wisatanya," ujarnya.
Mantan Kepala Suku Dinas KUMKMP Jakarta Pusat ini menuturkan, pada Senin (27/7) lalu, pengelola pasar terapung kawasan Lembang telah mengunjungi Setu Babakan, Jakarta Selatan. Pengelola tersebut selanjutnya tinggal melakukan paparan mengenai konsep pasar terapung kepada Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
"Jadi mereka tinggal paparan ke Pak Gubernur saat rapat pimpinan (rapim). Di dalam rapim nanti akan dilihat apakah mereka itu sangggup buat pasar terapung di Setu Babakan," ungkapnya.
Sri menambahkan, sejauh ini verifikasi terhadap para pedagang kaki lima (PKL) Setu Babakan telah dilakukan. Di kawasan itu, tercatat ada sebanyak 415 pedagang yang rata-rata menjual kuliner khas Betawai seperti kerak telor, kue pancong, sampai gado-gado.
"Para pedagang yang sudah diverifikasi ini akan kita tata seperti Lenggang Jakarta namun dengan konsep pasar terapung. Secara kultur pedagang Setu Babakan lebih mudah diatur ketimbang PKL Monas. Apalagi mereka punya koperasi sendiri," ungkapnya.