Selasa, 28 Juli 2015 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Widodo Bogiarto 19594
(Foto: Yopie Oscar)
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengaku sengaja mengunci dana Kartu Jakarta Pintar (KJP) tahun ini. Tujuannya agar pemanfaatan dana KJP tepat sasaran dan tidak disalahgunakan. Sehingga pemegang KJP tidak bisa sembarangan mengambil dana yang telah diberikan setiap bulannya.
Ahok mengatakan, kebijakannya ini telah disosialisasikan kepada warga. Namun masih banyak warga yang belum mengetahuinya. Sehingga terjadi antrean panjang di Kecamatan Jatinegara untuk pencairan KJP.
"Itu ngaco saja. Mereka juga ribut karena gini, beberapa ibu-ibu yang anaknya SD dia marah-marah karena mau narik (duit), tapi enggak bisa narik. Kenapa enggak bisa tarik? Dia enggak ngerti kalau anaknya masih SD itu dua minggu cuma bisa ditarik Rp 50 ribu," kata Ahok di Balaikota, Selasa (28/7).
Ahok menambahkan, sistem yang baru memang dirancang agar dana KJP tidak bisa diambil dalam jumlah yang banyak. Untuk siswa SD dana KJP hanya bisa diambil Rp 50 ribu setiap dua minggu. Sementara untuk siswa SMP dan SMA pengambilan dana sebesar Rp 50 ribu setiap minggunya.
"Jadi dia nyangka enggak ada duitnya. Bukan enggak ada duitnya, dia enggak boleh tarik, kita sengaja kunci. Sudah disosialisasikan kok, mereka saja waktu mau narik sejuta marah-marah. Kok dulu bisa? Ya justru dulu kalian orang nyolong, kita enggak kasih lagi. Otaknya kan otak langsung duit anaknya mau semua ditarik," tegas Ahok.
Seperti diketahui, siang tadi ratusan warga mengantre hendak mengurus proses pencairan KJP. Mereka mengeluhkan proses pencairan yang berbelit-belit. Pihak kecamatan juga telah mengumumkan tidak ada pencairan tunai bagi warga.