Sabtu, 17 Juni 2023 Reporter: Aldi Geri Lumban Tobing Editor: Erikyanri Maulana 2709
(Foto: Istimewa)
PT Jakarta Tourisindo (Perseroda)/Jakarta Experience Board (JXB) melangsungkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan di D’Arcici Sport Center, Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Keputusan dari RUPS Tahunan tersebut mengesahkan laporan tahunan untuk tahun buku 2022.
Hasil rapat tahunan menunjukkan bahwa hasil kinerja PT Jakarta Tourisindo (Perseroda) tahun buku 2022, memperoleh pendapatan sebesar Rp 384,21 miliar, naik 59,4 persen dibanding tahun 2021. Laba bersih yang dibukukan sebesar Rp 14.04 miliar atau meningkat 2,11 persen dari tahun 2021 sebesar 13,75 miliar.
Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekda Provinsi DKI Jakarta, Sri Haryati mengapresiasi kinerja yang telah ditunjukkan manajemen JXB.
“Selamat kepada jajaran komisaris dan direksi JXB, masih ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan. Semoga kinerja perusahaan dapat terus ditingkatkan hingga nantinya perusahaan dapat kembali membayarkan dividen kepada pemegang saham,” ujar Sri, Sabtu (17/6).
Senada dengan Sri Haryati, Direktur Keuangan Perumda Pasar Jaya, Ratih Mayasari juga mengapresiasi kinerja JXB. Dia menyampaikan, kondisi keuangan surplus yang dihasilkan oleh aktivitas operasi merupakan kinerja yang baik.
“Namun, perlu kembali menyelaraskan antara peningkatan pendapatan dan peningkatan laba,” ucapnya.
Direktur Utama JXB, Novita Dewi menjelaskan, pihaknya telah mempersiapkan berbagai inovasi untuk kembali meningkatkan bisnis perusahaan di tahun-tahun mendatang, di antaranya rebranding hotel, pembangunan Jakarta Creative Zone dan peluncuran super app pariwisata, JXB App.
Novita Dewi optimistis kinerja perusahaan akan semakin baik ke depan, dengan diluncurkannya program-program unggulan seperti Jakarta Creative Zone dan The Tavia Collection.
“Semoga tidak hanya meningkatkan kinerja finansial, namun JXB dapat berkontribusi aktif dalam membentuk ekosistem pariwisata Jakarta,” kata Novita.
Sebelumnya, pemaparan RUPS menjelaskan pertumbuhan pendapatan ditopang dari bisnis Hospitality in Crisis yaitu penugasan perusahaan dalam mengelola RSDC Wisma Atlet dan lokasi isolasi terpusat lainnya. Pendapatan dari unit-unit hotel dan upaya efisiensi biaya juga turut berkontribusi pada pertumbuhan pendapatan.
“Tahun ini kami mendorong percepatan renovasi hotel yang menjadi alat produksi perusahaan. Seluruh Direksi meninjau langsung progres renovasi hotel kami, semoga segera selesai dan berkontribusi pada pendapatan perusahaan,” tandasnya.