Selasa, 16 Juni 2015 Reporter: TP Moan Simanjuntak Editor: Widodo Bogiarto 3535
(Foto: TP Moan Simanjuntak)
Beberapa hari menjelang Ramadan, ribuan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dari luar daerah, mulai menyerbu ibu kota. Sebagian di antaranya memilih beroperasi di wilayah Jakarta Barat.
PMKS yang didominasi kaum ibu dan anak-anak ini dengan mudah mudah ditemui di sudut-sudut kota, seperti kolong flyover dan kawasan keramaian lainnya. Bermodalkan pakaian lusuh serta wajah mengiba, mereka mengharapkan sedekah dari pejalan kaki atau pengendara yang lalu lalang.
Sayuti (40), salah satu PMKS di kolong flyover Grogol mengaku, sudah sepekan datang ke ibu kota untuk mengais rejeki selama Ramadan. Pria asal Kampung Cibinuang, Desa Sukamahi, Tasikmalaya, Jawa Barat ini ternyata sudah melakoni kegiatannya meminta sedekah sejak 10 tahun lalu.
Sayuti tinggal di kolong flyover tersebut bersama sang istri, Dedeh (35) dan tiga anaknya, satu di antaranya masih berusia balita.
"Selama 10 tahun ini, setiap Ramadan kami pasti ke Jakarta untuk meminta sedekah dari orang-orang yang lewat," ujar Sayuti, Selasa (16/6).
Untuk memudahkannya beroperasi, Sayuti dan keluarganya menggunakan gerobak. Rata-rata penghasilannya setiap hari mencapai Rp 300 ribu. "Kalau Lebaran baru kami pulang kampung," tuturnya.
Kepala Suku Dinas Jakarta Barat, Ika Yuli Rahayu mengungkapkan, pihaknya sudah menyiapkan berbagai kiat untuk mengantisipasi serbuan PMKS selama Ramadan. Salah satunya dengan menempatkan sejumlah anggota satgas Pengawasan dan Pengendalian Sosial (P3S) di titik-titik rawan PMKS.
"Kami juga rutin mengadakan razia PMKS untuk memimalisir jumlah PMKS yang beroperasi," kata Ika.
Beberapa titik rawan PMKS di
antaranya terdapat di Grogol, Kota Tua, kawasan Cengkareng, Jalan Latumeten, dan Terminal Kalideres.Ika menambahkan, selama empat bulan ini, pihaknya berhasil menjaring 576 PMKS. Rinciannya, Maret 114 orang, April 158 orang, Mei 226 orang dan 78 orang hingga pertengahan Juni.