Kamis, 11 Juni 2015 Reporter: Folmer Editor: Dunih 9571
(Foto: Yopie Oscar)
Sebanyak 30 dari 50 pejabat eselon III dinyatakan lulus tes independensi yang digelar oleh Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI Jakarta. Para pejabat eselon III ini akan naik pangkat menjadi eselon II. Namun, sebelum mendapatkan jabatan kepala dinas, mereka akan mengikuti tes wawancara bersama Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat.
Ke-30 pejabat tersebut telah dinyatakan lulus tes yang terdiri dari tes administrasi, computer assesment test, pembuatan makalah mengenai Kota Jakarta dan terakhir tes independensi.
"Saya sudah diskusi dengan Pak Gubernur untuk mewawancarai mereka. Nanti akan diatur jadwal wawancara, apakah nanti bersamaan atau bergantian," kata Wagub DKI, Djarot Saiful Hidayat di Balaikota, Kamis (11/6).
Djarot mengungkapkan, pelaksanaan wawancara kepada 30 pejabat eselon III ini akan dilaksanakan sebelum bulan suci Ramadan. Wawancara untuk mengetahui integritas calon, termasuk untuk menentukan jabatan yang tepat bagi pejabat terkait.
“Intinya mesti ada wawancara dulu untuk mengetahui siapa saja yang tepat menduduki jabatan di DKI. Saya belum tahu siapa saja, posisi apa saja yang akan digantikan dengan pejabat baru,” ungkapnya.
Ia menegaskan, salah satu alasan pihaknya menggelar wawancara terhadap calon pejabat karena masih banyak pejabat atau PNS yang tidak bekerja maksimal. Namun, yang terpenting wawancara untuk melihat sejauhmana kejujuran calon pejabat tersebut.
"Kriteria yang penting adalah jujur, bekerja keras dan kreatif. Selama ini masih banyak yang belum memenuhi itu," tegasnya.
Sebelumnya, tercatat ada enam Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang menjadi sorotan yakni, Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan (KUMKMP), Dinas Kebersihan, Dinas Tata Air, Dinas Perhubungan dan Transportasi, Dinas Pertamanan dan Pemakaman, serta Dinas Kelautan dan Pertanian.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, akan secara rutin melakukan rotasi pejabat. Jika ada pejabat yang tidak bisa diajak bergerak cepat maka akan ditinggal.
"Kami ingin lari kencang. Tapi kalau sampai akhir tahun orang ini tetap enggak becus atau ragu-ragu, saya ganti lagi," tegas Basuki, beberapa waktu lalu.