Kamis, 18 Agustus 2022 Reporter: Aldi Geri Lumban Tobing Editor: Andry 1260
(Foto: Nugroho Sejati)
Pekerjaan Konstruksi Paket Kontrak 202 (CP202) MRT Jakarta Fase 2A Harmoni Hingga Mangga Besar resmi dimulai.
Ruang lingkup pekerjaan konstruksi MRT Fase 2A CP202 meliputi pembangunan tiga stasiun bawah tanah antara lain, Stasiun Harmoni dengan panjang 252 meter dan kedalaman lebih kurang 16 meter, Stasiun Sawah Besar sepanjang 200 meter dan kedalaman lebih kurang 27 meter.
Kemudian, Stasiun Mangga Besar sepanjang 220 meter dan kedalaman lebih kurang 27 meter serta terowongan bawah tanah sepanjang 1,8 kilometer mulai dari Harmoni sampai dengan Mangga Besar.
Corporate Secretary Division Head PT MRT Jakarta (Perseroda), Rendi Alhial mengatakan, pada tahap awal akan dilakukan beberapa pekerjaan persiapan konstruksi seperti pembongkaran fasilitas umum, penebangan pohon, test pit dan relokasi utilitas dan test pit arkeologi.
Untuk mendukung pekerjaan ini, rekayasa lalu lintas Tahap 1.1 akan diterapkan mulai 18 Agustus-14 Oktober 2022. Pada tahap ini bakal terjadi pengurangan lajur lalu lintas.
Rendi merinci, mulai Simpang Harmoni sampai Jalan KH. Hasyim Ashari lalu lintas menjadi dua lajur reguler dan dua lajur Transjakarta. Dari Jalan KH Hasyim Ashari sampai Simpang Mangga Besar lalu lintas menjadi tiga lajur mix traffic.
“Kami memohon maaf atas ketidaknyamanan selama pekerjaan ini berlangsung. Kami mengharapkan kerja sama dari masyarakat untuk terus mendukung pelaksanaan proyek ini," ujarnya, Kamis (18/8).
Ia menjelaskan, kegiatan konstruksi paket kontrak ini memiliki beberapa tantangan seperti kondisi koridor yang sempit, jenis tanah kurang baik (soft soil) pada area pembangunan dan berada di kawasan Heritage.
Rendi menyampaikan, terkait soft soil, akan dilakukan penanganan khusus terhadap penurunan tanah dengan peningkatan kondisi tanah eksisting di ketiga area Stasiun CP202. Pada tahap awal konstruksi menggunakan metode Jet Grouting dan dilakukan penebalan Dinding Stasiun (Diaphragm Wall/D Wall).
“Selain itu, area konstruksi juga berdekatan dengan bangunan sekitar yang berusia cukup tua. Sehingga menjadi perhatian khusus dalam menyiapkan metode konstruksi yang tepat,” ucapnya.
Menurut Rendi, dengan melihat konteks sejarah pada area Stasiun, maka dilakukan kegiatan archaeological test pit atau ekskavasi arkeologi yang bertujuan mengetahui kondisi atau potensi adanya benda bersejarah di area galian proyek.
Rendi menilai, penanganan Objek Cagar Budaya (OCB) dan Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB) menjadi perhatian khusus dalam pelaksanaan konstruksi CP202.
“Selama proses konstruksi berlangsung, akan dilaksanakan pemasangan sensor khusus pada bangunan-bangunan cagar budaya di jalur CP202. Pemasangan sensor bertujuan memantau kondisi bangunan cagar budaya selama masa konstruksi,” urai Rendi.
Ia menambahkan, pembangunan stasiun akan dipadukan dengan pengembangan kawasan berorientasi transit, integrasi dengan moda transportasi lainnya, interkoneksi dengan bangunan sekitar, serta revitalisasi trotoar pada Jalan Gajah Mada dan Jalan Hayam Wuruk sepanjang lokasi CP202.
PT MRT Jakarta (Perseroda) akan mengelola dan memitigasi resiko agar pekerjaan konstruksi dapat berlangsung dengan aman, serta memprioritaskan aspek Safety, Health, Environment and Security (SHES) sesuai dengan standar dan ketentuan yang berlaku selama pekerjaan konstruksi berlangsung.
Selain itu, pembangunan MRT Jakarta CP202 akan memberikan perhatian terhadap perlindungan situs cagar budaya, sekaligus melakukan pelebaran trotoar dan revitalisasi koridor di Jalan Gajah Mada dan Hayam Wuruk, dan akan mengembalikan kondisi area konstruksi ke kondisi semula.
“PT MRT Jakarta berharap para pengguna jalan dan angkutan umum
memerhatikan rambu-rambu serta mengikuti petunjuk petugas lalu lintas di lapangan,” tandas Rendi.