Senin, 08 Agustus 2022 Reporter: Anita Karyati Editor: Budhy Tristanto 1800
(Foto: Anita Karyati)
Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Jabodetabek, memberikan masukan ide, usulan dan gagasan tentang masa depan Jakarta yang lebih baik, maju dan sejahtera.
Sumbang saran yang melibatkan ketua dan perwakilan BEM se-Jabodetabek ini dikemas dalam forum diskusi bertema Tuang Asa untuk Masa Depan Kota, Senin (8/8) di Balai Agung, Gedung Balai Kota DKI Jakarta.
Ahmad Syauqy Baihaqy, Ketua BEM Universitas Negeri Jakarta (UNJ) menyampaikan gagasannya tentang peningkatan dan perbaikan kualitas udara dan lingkungan.
Menurut Syauqy, pembangunan fisik Jakarta ke depan harus selaras dengan perbaikan kualitas udara. Langkah ini, perlu dukungan semua pihak,
"Kualitas udara Jakarta masih tergolong rendah, karena itu perlu dukungan semua pihak untuk mengatasi ini," ujarnya.
Dia mencontoh pembangunan Kota Milan, Italia. Untuk melawan polusi udara, jelas Syauqy, bangunan di kota itu menggunakan semen yang telah dicampur titanium oksida yang bisa menetralkan udara.
"Kami berharap ke depannya, gagasan ini bisa diterapkan di Jakarta untuk memurnikan udara yang telah tercemar polusi," tuturnya.
Sementara, Ketua BEM Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) Depok, Supriyadi, menyoroti soal pemerataan pembangunan di Jakarta, khususnya pembangunan rumah susun untuk warga agar tidak ada lagi lingkungan kumuh.
"Kami mempunyai gagasan yang barangkali bisa kita diskusikan ke depannya," ucap Supriyadi.
Brainly Sungkarisma, Ketua BEM Binus University mengusulkan, agar sosialisasi tentang pelatihan ketenagakerjaan yang diadakan Pemprov DKI saat ini perlu lebih ditingkatkan supaya angka pengangguran di Jakarta bisa jauh berkurang.
"Saya yakin perekonomian Jakarta pada masa depan bisa lebih berkembang dan pengangguran berkurang," tukasnya.
Asisten Pemerintahan Sekda Provinsi DKI Jakarta, Sigit Wijatmoko menjelaskan, diskusi ini diikuti perwakilan BEM dari 51 universitas dan perguruan tinggi yang tersebar di wilayah Jabodetabek.
"Sebelumnya kami telah membentuk forum diskusi bersama para pakar dan elemen masyarakat, sekarang kami ingin mendengar solusi masa depan Jakarta dari sudut pandang mahasiswa," ungkap Sigit.
Diharapkan, melalui kegiatan ini mahasiswa dapat membantu menyusun masukan dan bahan referensi untuk Pemprov DKI dalam menyusun kebijakannya pada RUU Kekhususan Jakarta.