Jumat, 04 Juli 2025 Reporter: Aldi Geri Lumban Tobing Editor: Andry 159
Setiap tanggal 7 Juli, Indonesia memperingati Hari Pustakawan Nasional. Momen ini dianggap penting untuk mengapresiasi peran strategis pustakawan dalam membangun budaya literasi dan memperkuat ekosistem pengetahuan masyarakat.
Di tengah era yang terus berkembang, peran pustakawan tidak lagi sebatas menjaga rak buku, tetapi juga sebagai fasilitator informasi, penggerak literasi hingga mitra kolaborasi berbagai komunitas. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) DKI Jakarta turut menjadikan Hari Pustakawan Nasional sebagai momentum reflektif untuk memperkuat komitmen dalam meningkatkan layanan perpustakaan serta memberdayakan pustakawan.
Untuk mengetahui lebih mendalam seperti apa peran, tugas dan tanggung jawab pustakawan, berikut petikan wawancara khusus beritajakarta.id bersama Kepala Dispusip DKI Jakarta, Nasrudin Djoko Surjono.
Q: | Apa makna Hari Pustakawan bagi Dispusip? |
A: | Hari Pustakawan merupakan momentum bagi Dispusip untuk mengoptimalkan pembudayaan kegemaran membaca dan pembangunan literasi masyarakat di DKI Jakarta. Ini bagi kami juga merupakan momentum untuk memberikan apresiasi terhadap dedikasi para pustakawan. Mereka sebagai garda terdepan dalam melayani informasi, meningkatkan literasi dan pengelolaan pengetahuan yang ada di perpustakaan. Jadi, bagi Dispusip, ini juga kesempatan untuk merefleksikan peran strategis dan sentral pustakawan dalam membangun masyarakat yang cerdas, berpengetahuan dan melek informasi. |
Q: | Apa kegiatan yang biasanya digelar dalam rangka memperingati Hari Pustakawan pada 7 Juli? |
A: | Kegiatan yang Dispusip lakukan, khususnya di Perpustakaan Cikini cukup banyak seperti Night At The Library (NATL), Workshop Karya Raya, Kick-off Festival Sastra PDS H.B Jassin, Pameran Literasi Kedubes Finlandia, Pembukaan Pameran Sastra dan Peringatan HUT 108 tahun PDS H.B Jassin serta berbagai acara diskusi dan workshop menulis. Sedangkan untuk lingkup sekolah juga ada Roadshow Workshop Membaca dan Olimpiade Kepala Pustakawan Sekolah untuk SD, SMP serta SMA. Waktu pelaksanaannya berdekatan, full di bulan Juli dan kemarin sudah ada beberapa yang dilakukan di perpustakaan terkait literasi. Ini merupakan langkah untuk menarik minat pemustaka agar mau bergabung dengan perpustakaan sebelum mereka mulai membaca dan kegiatan lainnya. Sebab, perpustakaan bukan hanya tempat untuk menambah ilmu, tetapi juga ruang untuk mengembangkan kreativitas. Sebenarnya, perpustakaan adalah ruang kreativitas bagi masyarakat di DKI Jakarta. |
Q: | Saat ini berapa jumlah pustakawan yang dimiliki Dispusip? |
A: | Kalau kita bicara pustakawan dalam konteks fungsional sebagai PNS, saat ini jumlahnya ada 48 orang. Di dinas sendiri ada 22 pustakawan, sisanya tersebar di masing-masing suku dinas serta di Perpustakaan Cikini dan PDS H.B Jassin. Namun, kalau melihat pustakawan dalam arti yang lebih luas seperti pengelola perpustakaan di RPTRA, kelurahan maupun di sekolah-sekolah, jumlahnya cukup banyak di DKI Jakarta. Tapi khusus untuk pustakawan fungsional yang berstatus PNS, jumlahnya tetap 48 orang. Dari data terkini, kami memiliki total 48 pustakawan dengan rincian 22 orang di dinas, tiga orang di Jakarta Pusat, tiga orang di Jakarta Utara, tiga orang di Jakarta Barat, tiga orang di Jakarta Selatan, tiga orang di Jakarta Timur, 11 orang di UP Cikini dan HB Jassin. |
Q: | Apa saja tugas dan tanggung jawab pustakawan sehari-hari? |
A: | Tugas dan tanggung jawab pustakawan yang diampu antara lain pengelolaan koleksi, pelayanan pemustaka, pengelolaan informasi, edukasi literasi dan gemar membaca, kolaborasi dan kerja sama, promosi perpustakaan dan tugas pokok fungsi lainnya yang mendukung kinerja perpustakaan. Tugas pustakawan sebenarnya tidak sebatas mengelola koleksi buku. Mereka juga bertanggung jawab memberikan layanan informasi, melakukan penyuluhan literasi, mengelola sistem otomasi perpustakaan, serta membina pemustaka. Selain itu, pustakawan juga berperan dalam pelestarian buku-buku lama dan pengembangan konten digital. Di Dispusip, kami menekankan bahwa pustakawan tidak hanya bertugas menata buku dan merapikan rak. Mereka harus memiliki kemampuan dalam melayani masyarakat serta mendorong terbentuknya komunitas di lingkungan perpustakaan. Misalnya di Perpustakaan Cikini, banyak komunitas hadir dan aktif menghidupkan ruang perpustakaan lewat berbagai kegiatan. Ini yang kami harapkan dari peran pustakawan. Jadi, peran pustakawan bukan hanya mengelola koleksi atau menjalankan fungsi literasi daerah. Mereka juga punya peran strategis dalam membangun budaya literasi dan menciptakan ekosistem yang membuat masyarakat nyaman untuk belajar, berinteraksi dan beraktivitas. Perpustakaan bukan sekadar tempat buku, tapi juga ruang kreativitas yang bisa mencerahkan masyarakat. Karena itu, di sini tidak hanya mahasiswa yang menulis tesis atau disertasi, tapi juga banyak pegiat literasi yang berdiskusi dan berkegiatan secara aktif. |
Q: | Seberapa besar peran pustakawan dalam mengelola perpustakaan dan arsip daerah? |
A: | Peran pustakawan sangat sentral. Mereka adalah kurator informasi yang memastikan akses terbuka terhadap pengetahuan. Di bidang kearsipan, mereka turut membantu dalam klasifikasi, digitalisasi dan penyelamatan dokumen penting milik daerah. Tanpa mereka, sistem pengetahuan daerah akan kurang terpelihara. Pustakawan berperan dalam hal perencanaan dan pengembangan perpustakaan, pelaksanaan anggaran, implementasi teknologi informasi dan komunikasi, pengawasan dan pelaporan kegiatan serta melakukan kerja sama dan pembinaan. |
Q: | Apa latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja para pustakawan? |
A: | Latar belakang endidikannya D3/S1 Ilmu Perpustakaan. Mayoritas pustakawan kami memiliki latar belakang pendidikan di bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi, baik dari jenjang diploma hingga pascasarjana. Untuk menjadi pustakawan fungsional, sesuai ketentuan yang berlaku, seseorang harus memiliki kualifikasi minimal S1 di bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Ini merupakan syarat utama untuk menduduki jabatan fungsional pustakawan. Dari sisi pengalaman kerja, banyak di antara mereka sebelumnya telah bekerja di perpustakaan sekolah, kampus, lembaga pemerintahan, khususnya pada bagian pengelolaan perpustakaan dan arsip. Misalnya, dari rekrutmen CPNS terakhir di lingkungan Pemprov DKI Jakarta, banyak calon pustakawan yang sebelumnya sudah memiliki pengalaman di bidang tersebut. Perlu diketahui juga, di Dispusip terdapat dua jabatan fungsional, yaitu fungsional pustakawan yang berada di bawah pembinaan Perpustakaan Nasional, serta fungsional arsiparis yang berada di bawah ANRI. Saat ini ada beberapa CPNS yang sedang dalam masa percobaan dan belum masuk dalam hitungan 48 pustakawan fungsional. Mereka akan resmi masuk ke dalam formasi fungsional pustakawan setelah diangkat sebagai PNS. |
Q: | Bagaimana proses seleksi pustakawan dari Dispusip? |
A: | Harus mengikuti proses seleksi rekrutmen Aparatur Sipil Negara (ASN) berdasarkan kebutuhan dan formasi kelembagaan di Pemprov DKI Jakarta. Proses seleksi dilakukan melalui jalur Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan tenaga kontrak profesional dengan kriteria tertentu sesuai kebutuhan. Seleksi menekankan pada kemampuan literasi informasi, teknologi perpustakaan digital, serta kemampuan komunikasi publik. |
Q: | Apa bentuk pelatihan yang diberikan Dispusip bagi pustakawan? |
A: | Kami rutin memberikan pelatihan seperti digital library management, pelayanan inklusif, literasi media dan informasi, serta peningkatan kompetensi berbasis Standar Nasional Perpustakaan. Kami juga mendorong pustakawan untuk mengikuti seminar dan workshop nasional maupun internasional. Pelatihan yang diberikan berupa pelatihan public speaking, pelatihan layanan prima, pelatihan wawasan kepustakawanan, pelatihan pra-akreditasi perpustakaan sekolah dan perpustakaan RPTRA, pelatihan akreditasi perpustakaan sekolah dan Norma Standar Prosedur Kriteria (NSPK), workshop pegiat literasi. |
Q: | Bagaimana pustakawan meningkatkan minat baca dan literasi masyarakat? |
A: | Melalui pendekatan kreatif seperti storytelling, literasi digital, klub baca, kelas menulis hingga layanan pustaka keliling, pustakawan hadir langsung di tengah masyarakat. Mereka tidak hanya melayani, tetapi juga menjadi fasilitator literasi lintas usia dan profesi. Upaya pustakawan meningkatkan minat baca dilakukan melalui lima hal yakni mendorong frekuensi baca dan peningkatan jumlah bahan bacaan, meningkatkan durasi membaca, memfasilitasi akses internet untuk kebutuhan literasi dan meningkatkan durasi penggunaan internet. Untuk mendorong peningkatan literasi, pustakawan berperan dalam pemerataan layanan perpustakaan, ketercukupan koleksi dan tenaga perpustakaan, peningkatan jumlah pengunjung perpustakaan, perpustakaan berstandar nasional, keterlibatan masyarakat dalam kegiatan sosialisasi dan anggota perpustakaan. |
Q: | Apa hasil yang telah diperoleh dari program pustakawan? |
A: | Meningkatnya kompetensi pustakawan dan kompetensi lembaga perpustakaan, sehingga pustakawan dapat beradaptasi dengan perubahan perilaku atau kebutuhan pemustaka dan perkembangan teknologi digital. Program pustakawan telah memberikan dampak signifikan, mulai dari meningkatnya kunjungan ke perpustakaan, terbentuknya komunitas literasi lokal hingga lahirnya karya tulis dari pelajar dan warga. Kami juga melihat peningkatan partisipasi masyarakat dalam berbagai lomba dan program literasi yang digerakkan oleh pustakawan. |