Selasa, 26 April 2022 Reporter: Folmer Editor: Erikyanri Maulana 1759
(Foto: Folmer)
Budi daya tanaman hidroponik berpotensi besar dikembangkan dan mampu menjadi sumber pendapatan serta pemenuhan kebutuhan sayuran warga.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan) RI, Dedi Nursyamsi mengatakan, budi daya tanaman hidroponik sangat cocok dikembangkan di perkotaan mengingat keterbatasan lahan.
"Hasil budi daya hidroponik di perkotaan dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan warga serta meraup keuntungan dari hasil penjualan sayuran tersebut,” ujar Dedi Nursyamsi saat ngobrol asyik sambil ngabuburit secara daring, Selasa (26/4) sore.
Untuk itu, lanjut Dedi, pihaknya mengajak warga Jakarta menjadi petani budi daya hidroponik generik dengan memanfaatkan lahan kosong yang ada di sekitar rumah.
"Selain sehat mengonsumsi sayuran, budi daya hidroponik bisa mendatangkan cuan," katanya.
Sementara itu, Kepala Seksi Ketahanan Pangan Sudin Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Jakarta Selatan, Nila Kartika menjelaskan, pihaknya membina sebanyak 265 pelaku urban farming yang tersebar di 10 kecamatan.
Ratusan pelaku urban farming memanfaatkan lahan kecil di sekitar tempat tinggalnya untuk dijadikan lahan pertanian khususnya budi daya tanaman hidroponik yakni sayuran.
"Pembinaan yang telah dilakukan tidak sekadar memberikan pendampingan bercocok tanam, bahkan hingga ke pemasaran. Kami membantu hasil pertanian urban farming dipasarkan ke sejumlah swalayan," ungkapnya.
Ketua Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Hidroponik Generik Kecamatan Pesanggrahan, Latifah menambahkan, budi daya tanaman hidroponik yang telah dihasilkan di lahan miliknya dan dipasarkan sebanyak 60 kilogram terdiri dari delapan jenis sayuran setiap pekannya.
"Kami juga memasarkan hasil budi daya tanaman hidroponik warga melalui program gang hijau seperti pakcoy dan sebagainya sehingga menambah penghasilan ibu rumah tangga," tandasnya.