Selasa, 26 April 2022 Reporter: Yudha Peta Ogara Editor: Erikyanri Maulana 1088
(Foto: Istimewa)
Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria menghadiri Rapat Koordinasi pelibatan media massa maupun media sosial dalam mengeliminasi atau menurunkan kasus TB-HIV (Tuberkulosis pada pengidap HIV) di Jakarta. Rapat yang diinisiasi oleh Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi DKI Jakarta tersebut diselenggarakan secara secara daring, pada Selasa (26/4).
Untuk meniadakan atau menurunkan angka kasus TB-HIV, perlu adanya peningkatan kesadaran masyarakat melalui pencegahan, pemeriksaan, serta penanganan penyakit TB-HIV di Kota Jakarta. Sebagai salah satu upaya meningkatkan kesadaran masyarakat, KPAP DKI Jakarta telah melakukan penguatan kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk juga media sosial maupun media massa.
Oleh sebab itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengajak media massa dan para pegiat media sosial untuk berperan aktif dalam mengeliminasi kasus TB-HIV yang ada di Kota Jakarta.
"Tak dapat dipungkiri, media berperan besar dan penting dalam mempengaruhi opini dan pola pikir publik yang akurat dan terpercaya," ujar Wagub Ariza saat menyampaikan materi, di Balai Kota DKI Jakarta, seperti dikutip dari Siaran Pers PPID Provinsi DKI Jakarta.
Ia menambahkan bahwa sesuai amanat Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2008 tentang penanggulangan HIV dan AIDS, KPAP DKI Jakarta dapat melibatkan pelaku industri media, baik itu cetak, elektronik serta media sosial lainnya dalam menyampaikan informasi ke masyarakat.
Dengan informasi yang disebarluaskan melalui media, diharapkan masyarakat dapat lebih memahami tentang cara pencegahan dan pengobatan HIV AIDS, serta penanganan pada pasien HIV AIDS. Dengan demikian, masyarakat dapat mengerti bagaimana cara berinteraksi dengan pengidap HIV AIDS tanpa perlu mengucilkannya dari pergaulan sehari-hari.
"Namun begitu, media di sini tentu saja bukan sekadar media cetak, elektronik, serta media sosial dalam arti konvensional. Yang perlu kita perhatikan juga secara khusus itu posisi media sebagai person atau publik/warga. Istilah kerennya, influencer. Inilah yang juga harus mendapatkan perhatian serius untuk diajak kerjasama menghasilkan konten-konten kreatif yang bisa membantu upaya kita mengeliminasi kasus TB-HIV," terang Wagub Ariza.
Intinya dalam konteks pelibatan media, dibutuhkan sinergi dan kolaborasi yang lebih intensif antara berbagai pihak, mulai dari dari kalangan jurnalis, NGO, komunitas, lembaga profesi, pengambil kebijakan dan masyarakat. "Insya Allah dengan begitu, upaya kita mengeliminasi kasus TB-HIV dalam spirit 'Jakarta sehat terhindar dari HIV dan AIDS' yang 'Maju Kotanya, Bahagia Warganya' akan segera terwujud," ucap Wagub Ariza.
Sebagaimana diketahui, TB (Tuberkulosis) merupakan Infeksi Oportunistik (IO) yang paling banyak diderita ODHA dan sekaligus menjadi penyebab terbanyak kematian pada ODHA. Pengendalian TB tidak akan berhasil dengan baik tanpa keberhasilan pengendalian HIV, begitu pula sebaliknya. Berdasarkan kaskade Fast Track HIV DKI Jakarta hingga Desember 2021, Dinas Kesehatan melaporkan bahwa terdapat 65.916 orang dengan HIV positif dan 72.638 ODHA.
Dari jumlah tersebut, orang yang masih dalam perawatan atau on ARV (obat antiretroviral) ada sebanyak 28.629 orang dan yang telah mencapai viral load tersupresi ada sebanyak 21.952 orang. Selama Bulan Januari hingga Juni 2021, sebanyak 60 persen penderita TB mengetahui bahwa dirinya juga terjangkit HIV (Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta).
Dalam strategi Penanggulangan HIV, dikenal istilah “STOP” (yang artinya: Suluh, Temukan, Obati dan Pertahankan). Sedangkan untuk TB, penanggulangannya dikenal dengan TOSS TB (yaitu Temukan, Obati, Sampai, Sembuh). Berkaitan dengan hal tersebut, perlu diperkuat koordinasi dan kolaborasi serta akselerasi penanggulangan TB-HIV melalui beberapa upaya, yaitu meliputi:
a. Memperkuat perencanaan program bersama TB HIV
b. Memperkuat pencatatan pelaporan
c. Melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi TB HIV
"Semoga dengan upaya tersebut, tujuan akhir AIDS 2030, yaitu Getting to Zero atau dikenal juga dengan sebutan Three Zero yaitu: Zero New Infection, Zero AIDS Related Death, dan Zero Discrimination dapat tercapai tepat pada waktunya. (Untuk itu), penanggulangan HIV AIDS harus terus dilakukan secara menyeluruh melalui pelayanan promotif, preventif, diagnosis, kuratif dan rehabilitatif," tutup Wagub Ariza.
Turut hadir secara daring dalam Rapat tersebut Pimpinan SKPD Anggota KPA DKI Jakarta; Pimpinan Lembaga Profesi DKI Jakarta; Pimpinan Anggota LSM, PKK DKI, PKVHI, Jaringan Komunitas, PPTI; Pimpinan Media Cetak dan Elektronik; Sekretaris KPA Provinsi dan Kotamadya/Kabupaten Adm & Staf; Pimpinan Instansi terkait; serta Para Narasumber, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dan Pimpinan Media Massa.