Kamis, 16 April 2015 Reporter: Nurito Editor: Lopi Kasim 3795
(Foto: Nurito)
Pasca terbakarnya pesawat tempur F-
16 dengan nomor pesawat TS-1643 di Bandara Halim Perdanakusuma, Kamis (16/4) pagi, Mabes TNI AU langsung membentuk tim investigasi. Tim yang terdiri dari teknisi, pilot dan Mabes TNI AU ini akan menyelidiki penyebab insiden tersebut. Dugaan sementara, insiden terjadi karena kerusakan pada sistem hidrolik.Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KASAU), Marsekal TNI Agus Supriatna mengatakan, penyebab kecelakaan pesawat tersebut masih diselidiki. Diduga, kecelakaan terjadi karena hidrolik pesawat mengalami masalah saat pengereman. pilot pesawat, Letkol Penerbang Firman Dwi Cahyo, memutuskan untuk mengurungkan lepas landas karena adanya indikasi ketidakberesan pada bagian mesin.
Saat itu, pilot melihat lampu peringatan menyala, yang mengindikasikan ada kerusakan mesin hidrolik dan elektrik. Melihat kondisi ini, sang pilot mencoba untuk lepas landas. Namun belum benar-benar meninggalkan landasan. Sehingga, pilot kembali memutuskan untuk mengerem pesawat secara penuh.
"Kemungkinan terjadi hydroulic trouble. Diduga ada kebocoran hidrolik sehingga break-nya tak maksimum. Sistem breaking pesawat ini memang menggunakan hidrolik. Karena pengereman tidak maksimum akibat terjadinya masalah pada hidrolik," ujar Marsekal Agus Supriatna di Mabes TNI Cilangkap. Kamis (16/4).
Disebutkan, pilot mengetahui kalau pesawat terus melaju di runway, sangat berbahaya. Sebab di ujung runway terdapat pemukiman padat penduduk. Akhirnya pilot ini kembali mengambil aksi dengan memutarkan pesawat. Namun karena pesawat penuh bahan bakar terjadi percikan api di bagian mesin hingga akhirnya terjadi kebakaran.
"Saya menghargai sikap pilot yang tepat mengambil sikap cepat. Sehingga tidak mengakibatkan korban lain. Namun penerbang itu sendiri cepat keluar dari pesawat dan mengalami luka bakar di tangan dan sedikit di punduk. Tadi saya lihat sendiri di rumah sakit," imbuh Marsekal TNI Agus Supriyatna.
Pilot Letkol Penerbang Firman Dwi Cahyo sendiri mengalami luka bakar 11 persen dan dirawat di RS Esnawan Antariksa di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma. Namun penanganan dokter juga sangat cepat dan tepat sehingga pilot tersebut kondisinya tetap segar dan sehat.