Minggu, 20 Maret 2022 Reporter: Nurito Editor: Budhy Tristanto 1896
(Foto: Nurito)
Lima ibu-ibu kader PKK RW 02 Kelurahan Cilangkap, Cipayung, Jakarta Timur, Minggu (20/3), berkumpul di teras rumah Ketua RT 03, Zaenuri. Mereka tampak asyik dengan kesibukan masing-masing.
Ada yang mengupas dan mengiris kunyit, ada yang membender dan memeras, merebus, menyaring dan memasukan air rebusan yang sudah dingin ke dalam botol plastik kecil dan seorang lagi sibuk menempelkan kertas label bertuliskan UP2K PKK RW 02 Cilangkap di botol.
Ini merupakan aktivitas rutin kaum hawa di lingkungan RW 02 setiap akhir pekan. Mereka memproduksi jamu tradisional kunyit asam untuk dijual ke pasaran secara online.
Menurut Tarwati (51), Ketua PKK RT 03/02 Cilangkap, produksi jamu kunyit asam ini sudah dirintis sejak 2016 lalu. Namun, aktivitas ini sempat saat pandemi COVID-19 dan baru aktif kembali beberapa pekan ini.
"Setiap pekan kami produksi 150 hingga 200 botol jamu kunyit asam. Per botolnya dibandrol Rp 10 ribu," katanya.
Jamu tradisional ini, jelas Tarwati, dibuat tanpa bahan pengawet. Seluruh bahan bakunya alami. Produksi jamunya sudah dikonsumsi oleh masyarakat luas. Tidak hanya warga sekitar namun juga daerah lainnya. Seperti di Pondok Ranggon, Munjul, Ciracas, Pasar Rebo dan lainnya.
"Selain dijual secara online, kami juga kerap ikut bazaar PKK. Untuk sementara kita belum membahas soal omset, karena baru merintis kembali setelah lama vakum," bebernya.
Dia berharap, bantuan peralatan produksi dari jajaran Pemerintah Kota Jakarta Timur, khususnya Sudin Perindustrian, Perdagangan, Koperasi Usaha Kecil Menengah (PPKUKM) Jakarta Timur, agar sistem produksinya lebih maksimal.
"Saat ini kami hanya mengandalkan alat blender yang masih berukuran kecil untuk produksi," ungkap perempuan asal Indramayu, Jawa Barat ini.
Sementara, Wali Kota Jakarta Timur, Muhammad Anwar mengaku sudah menikmati dan merasakan khasiat jamu kunyit asam produksi PKK RT 03/02 Cilangkap ini.
"Setiap pagi saya minum satu botol. Badan terasa lebih segar," aku Anwar.
Untuk membantu pemasaran produk ini, lanjut Anwar, pihaknya sudah meminta jajaran Sudin PPKUKM untuk memfasilitasi melalui program Jumat Beli Lokal (JBL) dan program lainnya di Jakpreneur.
“Dengan dibantu pemasarannya, diharapkan ke depan kesejahteraan warga juga semakin meningkat,” pungkas Anwar.