Kamis, 10 Maret 2022 Reporter: Yudha Peta Ogara Editor: Andry 2459
(Foto: doc)
Sebuah langkah besar transformasi transportasi publik dan pembangunan rendah karbon baru saja terjadi di Jakarta. Sebanyak 30 bus listrik Transjakarta yang beroperasi di rute resmi diluncurkan oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan di Plaza Selatan Monas, Jakarta Pusat, Selasa (8/3).
Peluncuran ini menandakan pengoperasian bus listrik pertama di Indonesia untuk transportasi umum. Rencananya, hingga akhir 2022 akan terus bertambah hingga 100 bus listrik yang beroperasi di Jakarta.
Senator Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Fahira Idris menyambut baik dan mendukung penuh komitmen Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengimplementasikan secara bertahap rencana elektrifikasi bus dan armada Transjakarta sebagai salah satu upaya pembangunan rendah karbon daerah yang berketahanan iklim.
"Pengoperasian 30 bus listrik resmi di Jakarta ini memantapkan posisi Jakarta sebagai role model transportasi publik tidak hanya bagi daerah lain di Indonesia tetapi juga bagi banyak kota lain di dunia
," ujarnya, Kamis (10/3).Menurutnya, Indonesia saat ini tengah bersiap memasuki era transportasi publik bertenaga listrik dan itu sudah dimulai di Jakarta. Penggunaan kendaraan umum bertenaga listrik di Jakarta sudah jadi role model pembangunan transportasi publik, tidak hanya di Indonesia tetapi juga bagi banyak kota-kota lain di dunia.
"Saya meyakini pengoperasian 30 bus listrik ini akan menjadi katalisator implementasi bus listrik skala besar di Indonesia. Tidak lama lagi mungkin kita bisa setara atau bahkan lebih terutama dari sisi armada dengan banyak kota-kota di Eropa yang sejak 2020 sudah mulai beralih menggunakan bus listrik untuk transportasi publik," terangnya.
Fahira menjelaskan, kehadiran kendaraan listrik terutama untuk transportasi publik adalah sebuah keniscayaan, bukan sekedar tren semata.
"Kendaraan bertenaga listrik menjadi ikhtiar paling nyata yang bisa dilakukan masyarakat dunia untuk menyelamatkan bumi dari ancaman perubahan iklim," bebernya.
Ia menambahkan, kendaraan bertenaga listrik, terutama bus ini akan menjadi kendaraan masa depan. Artinya, semua jenis kendaraan di masa mendatang akan bertenaga listrik. Sebagai negara yang banyak wilayahnya kini menjelma menjadi kawasan anglomerasi, Indonesia adalah pangsa besar untuk bus listrik
"Indonesia harus bersiap menjadi pelaku industri yang siap berproduksi kendaraan listrik terutama bus listrik. Untuk itu, yang harus kita pikirkan saat ini adalah bagaimana menggeliatkan industri atau produksi kendaraan listrik dalam negeri atau produk lokal. Kita harus membuat formulasi peta jalan produksi bus listrik untuk segera diimplementasikan," ucapnya.
Selain itu, Fahira mengungkapkan, agar kendaraan listrik menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia, berbagai insentif harus terus diperbanyak dan semakin gencar digulirkan. Semakin banyak insentif di tambah harga jual yang kompetitif atau murah maka penggunaan kendaraan listrik akan semakin masif .
"Hal penting yang harus mendapat perhatian lebih adalah komitmen pemerintah berinvestasi penuh untuk pembangunan Electric Vehicle Charger. Jika ini terwujud maka, tidak butuh waktu lama bagi Indonesia menjadi negara terdepan di dunia yang menggunakan teknologi ramah lingkungan dalam bertransportasi," tandasnya.