Minggu, 19 Desember 2021 Reporter: Andrew Arlyn Pattikawa Editor: Erikyanri Maulana 3405
(Foto: Andrew Arlyn Pattikawa)
Jakarta sebagai Kota Kolaborasi menggandeng Asosiasi Intelektual Properti Kreatif Indonesia dan Katapel.id menyelenggarakan pameran bertajuk Pop Art Jakarta di Space8 Ashta, District8 SCBD, Jakarta Selatan, dari tanggal 4 - 19 Desember 2021. Pop Art Jakarta merupakan ajang para kreator intelectual property (IP) atau pelaku ekonomi kreatif (komik, game, animasi, film novel) untuk memperkenalkan karya/IP mereka kepada masyarakat Jakarta dan Indonesia pada umumnya.
IP lokal yang berpartisipasi dalam kegiatan ini, antara lain Bumilangit yang diwakili Gundala sebagai salah satu karakternya, Damn! I Love Indonesia, Dalang Pelo, Dudu, GAJELAS®, Gugug!, Persija Juara, Komik Faktap, Mice Cartoon, Milk Mocha Bear, Satria Dewa Gatotkaca, Show The Monster, Si Juki, Soulcops, Tahilalats, Vernalta, dan Yang Terdalam (YTD).
Memasuki hari terakhir penyelenggaraan, Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan hadir dan menyaksikan langsung berbagai karya dari para kreator. Dalam sambutannya, Gubernur Anies menjelaskan bahwa Jakarta bukan hanya menjadi tempat untuk mencari penghidupan bagi warganya, tetapi perlu menghadirkan kehidupan yang dirasakan warganya, salah satunya dengan menghidupkan ruang-ruang kreatif untuk tumbuh dan berkembang.
"Kami di DKI Jakarta menyadari bahwa kota itu bukan sekadar infrastruktur keras, tempat orang mencari penghidupan, tapi ini kota yang memberikan kehidupan dan di sana ada kerja, kerja kreatif yang penuh keunikan. Kami di Pemprov DKI juga ingin memfasilitasi bagaimana proses kreatif itu muncul,” ungkap Gubernur Anies seperti dikutip dari Siaran Pers PPID Provinsi DKI Jakarta, Minggu (19/12).
Menurut Gubernur Anies, Jakarta merupakan rumah dari banyak orang kreatif dari seluruh Indonesia. Maka dari itu, guna memfasilitasi proses kreatif agar dapat tumbuh berkembang, Pemprov DKI Jakarta menjalankan fungsi fiskalnya dengan mengalokasikan anggaran untuk penyelenggaraan kegiatan ini melalui Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta, menggunakan pengadaan swakelola tipe 3.
“Karena Jakarta adalah rumah dari orang kreatif yang begitu banyak, maka kami merasa bersyukur bisa bekerja sama lewat Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta yang mengalokasikan Rp 2,5 miliar untuk penyelenggaraan ini dikelola dengan pengadaan swakelola tipe 3. Kenapa kita pilih swakelola tipe 3? Karena, kita bisa mendanai masyarakat dan komunitas” papar Gubernur Anies.
DKI Jakarta merupakan provinsi yang tergolong awal di Indonesia yang menggunakan pola pengadaan swakelola tipe 3 dan 4. Dengan komitmen anggaran yang diberikan, maka para kreator bisa menyusun kegiatan dengan leluasa, dan seperti yang telah disaksikan bersama bahwa event Pop Art Jakarta terbilang amat sukses dan membanggakan.
“Wujud nyata dukungan Pemprov DKI adalah anggaran, karena Pemerintah itu punya dua, yakni kewenangan dan anggaran. Masyarakat punya kreativitas, pengalaman, jejaring. Jika kelima unsur itu bergabung, maka akan dahsyat. Maka dari itu, kita gaungkan Jakarta Kota Kolaborasi,” tambah Gubernur Anies.
Lebih lanjut, Gubernur Anies juga optimis jika Pemerintah dapat memfasilitasi dan mendukung kreator yang memiliki properti intelektual seperti ini, maka ke depan karya-karya mereka bukan hanya membanggakan pada level nasional melainkan juga level internasional.
“Karya yang dihasilkan oleh anak bangsa secara substansi tidak kalah dengan berbagai tempat di dunia, yang sering kita harus lakukan ekstra adalah mengkampanyekan, mengemas dan menggaungkan, sehingga bisa menjadi trend serta dijangkau lebih luas. Saya bayangkan karya ini bukan hanya menjadi tuan rumah di negeri sendiri, tapi menjadi tamu mempesona di negeri orang,” terang Gubernur Anies.
Gubernur Anies juga berharap, kegiatan yang menampilkan karya-karya para kreator lokal juga dapat ditampilkan di ruang-ruang publik di Jakarta, sehingga menjadi stimulus bagi masyarakat luas untuk lebih mengetahui bahwa Indonesia memiliki IP-IP berkualitas, bukan hanya untuk pasar dalam negeri, namun juga internasional. Tujuan besar lainnya yakni agar anak-anak muda yang memiliki potensi dapat memantapkan diri untuk terjun dan berkarya di industri ini. Selain itu, kegiatan ini bisa dijadikan kegiatan dalam mempromosikan karya kreator-kreator IP dari Jakarta dan membuka potensi bisnis dengan banyak pihak.
“Hari ini memang hari terkahir di kegiatan ini, tetapi kami ingin karya-karya ini bisa ditampilkan lagi di ruang publik di Jakarta, sehingga yang menyaksikan dan mengapresiasi akan lebih banyak. Nantinya, juga akan ketemu supply dan demand dari karya-karya IP berkualitas,” tandasnya.