Selasa, 14 Desember 2021 Reporter: Aldi Geri Lumban Tobing Editor: Toni Riyanto 2583
(Foto: Aldi Geri Lumban Tobing)
Sebanyak 26 peserta Pelatihan Kolaborasi Bahasa Jepang yang diinisiasi Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi (Nakertrans) dan Energi DKI Jakarta bersama Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) berpeluang besar diterima bekerja atau magang di Negeri Sakura.
Semua peserta telah dilatih untuk menguasai kemampuan berbahasa Jepang secara aktif selama tiga bulan agar mereka memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik. Usai mengikuti pelatihan ini, mereka juga diberikan sertifikat Japanese-Languange Proficiency Test (JLPT) dari Japan Foundation.
Kepala Dinas Nakertrans dan Energi DKI Jakarta, Andri Yansyah menilai, bekerja di luar negeri akan mendapat lebih banyak pengalaman, peluang mendapatkan gaji yang lebih tinggi serta membuat dan memperluas jaringan pertemanan untuk kemajuan karier di kemudian hari.
"Wawasan peserta akan lebih terbuka karena banyak bertemu warga dari berbagai negara. Sehingga mewujudkan networking yang bisa menjadi bekal untuk bisa mengembangkan lagi dan meningkatkan keterampilan bukan hanya di Jepang," ujarnya, Selasa (14/12).
Andri menjelaskan, 26 peserta pelatihan ini adalah orang-orang terpilih dari jutaan warga Jakarta. Untuk itu, Andri meminta peserta agar manfaatkan kesempatan yang diberikan sebaik-baiknya.
"Tanamkan kejujuran dan kedisplinan selama bekerja atau magang di Jepang. Tanamkan tenaga kerja Indonesia adalah sumber daya manusia yang mumpuni dan bisa dipercaya," terangnya.
Deputi Penempatan dan Pelindungan Kawasan Asia dan Afrika BP2MI, Gatot Hermawan menuturkan, dengan telah selesainya pelatihan bahasa Jepang ini peserta diharapkan dapat meraih sertifikat kompetensi hingga level N4 guna memperbesar peluang untuk bekerja di Jepang melalui skema Specified Skill Worker yang saat ini terbuka, salah satunya untuk pekerja asal Indonesia.
Menurut Gatot, nantinya sebagai tindak lanjut UPT BP2MI Provinsi DKI Jakarta akan berupaya menempatkan peserta pelatihan yang berhasil meraih Sertifikat Kompetensi Bahasa Jepang dengan level N4.
"Negara saat ini tidak lagi memobilisasi seseorang untuk bekerja ke luar negeri, namun lebih pada memperluas alternatif bekerja melalui fasilitas menjadi Pekerja Migran Indonesia atau PMI," ucapnya.
Sementara itu, salah seorang peserta pelatihan bahasa Jepang, Windi Rahmalia (20) mengaku sudah tidak sabar untuk bekerja di Jepang. Pasalnya, keinginan itu sudah ada sejak di bangku sekolah.
"Adanya dukungan orang tua membuatnya semakin yakin untuk berangkat ke Jepang," bebernya.
Windi menambahkan, sertifikat yang didapat melalui pelatihan ini sebagai bukti bahwa dirinya sudah belajar bahasa Jepang.
"Rencananya kerja di sana, kumpulin uang, balik lagi ke Indonesia untuk kuliah. Pelatihan ini sangat berguna untuk mendukung saya mewujudkan cita-cita," tandasnya.
Untuk diketahui, peserta pelatihan diberikan edukasi yang tepat dan berimbang mengenai program kerja dan magang ke Jepang melalui webinar yang dilaksanakan pada 1 September 2021 dan diikuti oleh 189 orang peserta.
Setelah calon peserta mendapatkan informasi berimbang, barulah dibuka pendaftaran peserta program pelatihan yang bersedia untuk bekerja dan magang ke Jepang, terdapat sebanyak 36 orang yang mendaftar untuk program ini.
Selanjutnya, mereka melalui proses seleksi baik secara tertulis dan wawancara sehingga didapatkan peserta yang memenuhi peserta yang memenuhi kualifikasi sebanyak 26 orang peserta.
Pelatihan dimulai pada 20 September 2021 di PPKD Jakarta Selatan selama 60 hari secara online dan offline dengan materi tentang kedisiplinan, etika bergaul, kemandirian dan persiapan untuk diberangkatkan ke negara Jepang. Peserta juga mendapatkan sertifikat telah mengikuti pelatihan bahasa Jepang.
Selanjutnya peserta juga belajar interview untuk persiapan wawancara dengan
user dari Jepang. Jika sudah dinyatakan lulus, akan bekerja atau magang sesuai bidang yang diambil di Jepang dari hasil wawancara.