Minggu, 05 Desember 2021 Reporter: Aldi Geri Lumban Tobing Editor: Toni Riyanto 3418
(Foto: Aldi Geri Lumban Tobing)
Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya selaku Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta menargetkan pengelolaan air bersih di Jakarta mulai Februari 2023.
Direktur Utama PAM Jaya, Priyatno Bambang Hernowo mengatakan, kontrak kerja dua mitra perusahaan swasta itu akan berakhir pada Januari 2023 mendatang sesuai perjanjian kerja sama yang ditandatangani pada 6 Juni 1997.
"Kami akan membentuk tim transisi pengelolaan air bersih dari PT Aetra Air Jakarta dan PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja)," ujarnya, Minggu (5/12).
Bambang menjelaskan, tim transisi tersebut di antaranya akan fokus pada masalah aset. Sebab, setelah kontrak berakhir, aset-aset milik Aetra dan Palyja akan dikuasai oleh PAM Jaya selaku regulator pengelolaan air bersih di Ibukota.
"Kami juga akan fokus pada business process, intinya ada produksi dan pelayanan juga," terangnya.
Bambang menambahkan, fokus lain dalam upaya pengelolaan air bersih secara penuh oleh PAM Jaya yakni pada sumber daya manusia (SDM), aspek hukum pemindahan pengelolaan air secara menyeluruh serta sumber utama (main source).
Menurutnya, langkah tersebut perlu dipikirkan secara matang agar pelayanan yang dirasakan pelanggan tetap optimal meski saat itu PAM Jaya sedang proses
mengambil alih pengelolaan air bersih dari dua mitra swastanya."Kami ingin memastikan ketika ada perubahan pengelolaan tidak ada gangguan pelayanan. Kemudian, jangka menengah dan panjangnya kami bisa mengakselerasi layanan dasar air minum untuk masyarakat," bebernya.
Bambang menuturkan, para mitra juga tidak bisa menuntut atas infrastruktur yang telah dibangun dalam menyediakan layanan untuk pelanggan air minum. Apalagi, kerja sama ini memakai basis financial projection, sehingga mereka telah membuat rancangan anggaran proyek saat ingin memulai bisnis.
"Untuk investasi sendiri dua mitra ini secara bersama-sama kurang lebih sekitar Rp 4 triliun," tandasnya.